Intisari-Online.com – Begitu nama keripik oncom disebut, orang langsung teringat pada oleh-oleh khas asal Bandung.
Maklum, bertahun-tahun (bahkan mungkin puluhan tahun) para pelancong yang datang ke Bandung dan sekitarnya tak pernah lupa membawa jajanan khas ini sebagai buah tangan.
Seolah-olah, kunjungan ke ibukota provinsi Jawa Barat itu tak lengkap jika tak diakhiri dengan belanja keripik oncom.
Tempat belanja oleh-oleh (keripik oncom dan kawan-kawan) yang cukup dikenal, beberapa di antaranya Karya Umbi dan Sari Raos.
Keduanya mengkhususkan diri menyediakan jajanan tradisional berupa aneka keripik dan camilan.
(Baca juga: Masih Berlibur Lebaran di Bandung? Sempatkan Singgah ke Kampung Adat Cikondang)
Toko Karya Umbi bisa dibilang sebagai toko oleh-oleh tradisional paling tua di Bandung (berdiri sejak tahun 1965).
Sebenarnya, bisnis ini sudah dirintis sejak tahun 1947. Sampai sekarang, bisnis toko Karya Umbi dan industri rumahan ini diurus oleh keluarga penerusnya, Valentinus.
Sementara itu, toko oleh-oleh Sari Raos muncul lima tahun kemudian. Tahun 1970 dibukalah toko Sari Raos pertama di Lembang. Disusul toko kedua tahun 1978 di Cihampelas.
“Lebih dari lima puluh jenis camilan kering dijual di sini. Ada beberapa yang bikin sendiri, ada juga yang kita ambil dari kota lain dekat-dekat sini,” kata Edi, salah seorang pegawai toko Sari Raos.
Yang termasuk kue bikinan Sari Raos ialah keripik tempe, keripik oncom, sale pisang, keripik bayam, keripik pisang asin dan manis. Kecuali keripik kentang, kami beli mentah dari Garut, terus di sini tinggal digoreng saja,” ulas Edi lagi.
(Baca juga: Masih Liburan Lebaran Di Bandung? Coba Wisata Gowes Ini)
Toko oleh-oleh milik pasangan Sumiarsih dan Suryana ini juga menjual beberapa penganan yang diimpor dari kota tetangga, di antaranya opak, simping, kue japit dari Sumedang, aneka dodol dan wajik dari Garut (dodol buah, dodol ketan hitam, dodol kacang).
Yang menarik, pengunjung bisa melihat proses pembuatan keripik tempe. Di depan pintu toko Sari Raos di Cihampelas, selalu ada kesibukan menggoreng keripik tempe atau keripik oncom.
Wajan atau penggorengan yang digunakan dipesan khusus dalam ukuran super besar. Tungku apinya juga jumbo dan ketika menyala mengeluarkan bunyi mendesis keras.
“Cara nggoreng keripik biar garing, ya harus pakai minyak banyak sampai tempe atau oncom terendam. Apinya uga harus gede. Sebelum digoreng, tempe sama oncom diiris tipis, terus diangin-anginkan di atas tampah agar rada kering dikit,” kata tukang goreng keripik tersebut sambil terus mengaduk keripik agar tidak gosong.
Setelah keripik matang, segera ditiriskan di atas tampah besar sapai minyaknya tiris, lalu dibungkus (setelah keripik dingin).
Sampai detik ini, masih ada saja orang yang datang berbelanja oleh-oleh tradisional ini, meski jumlahnya tidak sebanyak dulu lagi.
Melihat gelagatnya, makin hari keripik oncom dan kawan-kawan bakalan makin berkurang penggemarnya. Seakan tersingkir oleh kehadiran snack modern yang tampil lebih trendi.
Kalau tidak mencoba menyukainya, bisa-bisa dalam hitungan tahun, penganan ini akan menjadi barang langka.
Ayo dong, beli keripik oncom! (SFA/RNY)
Penyaji Keripik dan Camilan:
Karya Umbi:
(Seperti pernah dimuat di Buku 100 Tempat Wisata Jajan Bandung – Intisari )