Setelah berlangsung pertempuran sengit selama satu minggu, Seoul akhirnya berhasil direbut oleh pasukan AS-Korsel.
Jatuhnya Seoul ke tangan pasukan penyelamat dalam waktu yang relatif singkat membuat pasukan Korut mundur ke arah utara menuju wilayahnya sendiri dengan koordinasi yang buruk.
Akibatnya banyak peralatan tempur yang ditinggalkan dan ribuan pasukan Korut berhasil ditawan.
Mundurnya pasukan Korut berakibat pada pengepungan atas pasukan Korsel dan AS yang bertahan di Pusan Perimeter kendor.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pasukan yang terkepung dan sudah mendapat bantuan pasukan darat, khususnya dari Task Force Lynch bergerak menyerang sehingga kepungan di Pusan perimeter pun berhasil dijebol.
Pada awal bulan Oktober peta medan Perang Korea telah berubah total. Pasukan AS-Korsel yang semula terdesak kini berubah menjadi pasukan penyerang yang mengejar-ngejar pasukan Korut hingga melintasi garis demarkasi 38th Parallel dan masuk jauh ke wilayah Korut.
Terdesaknya pasukan Korut ternyata membuat sekutunya, China tak senang. Apalagi dalam sejumlah pertempuran khususnya yang berlangsung di udara, pesawat AS sering melanggar wilayah udara China.
Sedangkan pasukan darat yang bertempur di sepanjang Sungai Yalu, juga sering memasuki wilayah darat China.
Tanpa mengumumkan turut berperang, China pun mengerahkan puluhan ribu pasukan daratnya untuk membantu Korut. Suatu campur tangan militer negara tetangga yang semula tidak diperhitungkan oleh PBB dan AS.
Serangan balik pasukan Korut yang dibantu pasukan infantri China yang sudah berpengalaman dalam perang darat sontak membuat pasukan AS dan Korsel kembali terpukul mundur hingga melintasi 38th Parallel.
Terlibatnya China dalam Perang Korea langsung menimbulkan problem serius bagi AS dan PBB.
Medan perang kini bukan lagi terbatas di wilayah Korea tapi juga China dan tidak mustahil Soviet juga akan turut melibatkan diri sehingga Perang Dunia III pun akan meletus.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR