Jangan Abaikan Peran Pilot Pesawat Tempur, Ia Bisa Menentukan Jalannya Peperangan Sebuah Negara

Moh Habib Asyhad

Editor

Pilot pesawat tempur menjadi ujung tombak kekuatan militer sebuah negara
Pilot pesawat tempur menjadi ujung tombak kekuatan militer sebuah negara

Intisari-Online.com -Para pilot pesawat tempur (fighter) yang terwadahi dalam satuan-satuan berupa skuadron angkatan udara (air force) merupakan ujung tombak dari kekuatan udara (air power).

Mereka telah terbangun sekaligus menjadi tolok ukur kemampuan tempur kekuatan udara sebuah negara.

(Baca juga:Alih-alih Saling Menembak, Dulu Para Pilot Pesawat Tempur yang Berseteru Saling Menyapa Saat Berjumpa di Udara)

Semua kekuatan udara yang dimiliki oleh negara-negara di seluruh dunia dari sisi kualitas dan kemampuan daya pukulnya sangat ditentukan oleh kemampuan serta ketrampilan para pilotnya.

Oleh karena itu seorang pilot tempur menjadi demikian berharga karena dalam setiap misi tempurnya, ia mampu menghancurkan sasaran yang tidak terbatas.

Mereka juga kadang-kadang menjadi wahana untuk menyelesaikan masalah secara tuntas (final solution).

Satu bom yang dijatuhkan oleh psawat tempur bisa menghancurkan satu kapal perang berisi ribuan personel pasukan atau menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur dan fasilitas militer lainnya dalam hitungan menit.

Oleh karena itu kehadiran pesawat tempur di udara berusaha dicegah dengan segala daya upaya baik dengan mengerahkan kekuatan tempur di darat maupun di udara agar tidak menimbulkan bencana.

Upaya menghadang pesawat musuh di udara menjadikan ruang udara menjadi ajang pertempuran, duel udara, yang sangat mematikan.

Sekali lagi kemampuan seorang pilot tempur diuji melalui dogfight sebelum missi tempurnya suskes menghantam sasaran.

Seorang pilot dalam suatu dogfight bisa menimbulkan kerugian besar bagi pihak lawan, seperti para pilot kamikaze Jepang yang mempunyai missi khusus menghancurkan kapal-kapal perang Sekutu.

Satu pilot kamikaze yang gugur biasanya membawa pula kematian bagi ratusan bahkan ribuan personel lawan yang gugur dalam satu kapal perang yang hancur akibat dihantam pesawat kamikaze.

Sebaliknya pesawat-pesawat pembom yang lolos dari sergapan pesawat fighter juga bisa menciptakan kerusakan hebat bagi fasilitas militer lawan karena bom-bom yang dijatuhkan demikian beragam dan memiliki daya hancur yang luar biasa.

Sejarah telah membuktikan bahwa hanya butuh satu pesawat pembom untuk menyelesaikan peperangan di kawasan Asia-Pasifik, yakni pesawat pembom B-29 yang berhasil menjatuhkan bom atom di kawasan Hirosima dan Nagasaki Jepang

Oleh karena demikian vital peran pesawat tempur dalam suatu peperangan, duel udara untuk saling menghancurkan pesawat lawan demi meraih supremasi udara dan sekaligus gelar ace bagi para pilotnya menjadi demikian mematikan.

Seperti seorang penembak jitu (sniper) yang makin berkibar namanya karena berhasil mengeleminasi musuh terpilih sebanyak mungkin, demikian juga seorang pilot ace.

(Baca juga:Willy Coppens, Pilot Jagoan Pembasmi Balon Udara Pada Perang Dunia I)

Makin banyak seorang pilot ace merontokkan pesawat musuh, namanya pun akan menduduki peringkat teratas bak kesatria udara yang tak terkalahkan.

Pilot ace dengan peringkat teratas bahkan menjadi semacam simbol pahlawan perang yang dibanggakan oleh seluruh pasukan di negaranya dan mampu menaikkan moril tempur pasukan yang sedang jatuh.

Bahkan ketika negara asal para pilot ace kalah dalam peperangan, nama para pilot ace tetap berkibar dan dikenang sepanjang massa.

Artikel Terkait