Intisari-Online.com – Pengaturan "anggota" pasukan mudik sudah di kepala, kini giliran mobil Anda yang dielus-elus.
Prinsipnya sama seperti merawat tubuh, mencegah jauh lebih baik ketimbang mengobati penyakit.
Makanya, kenali bagian-bagian kendaraan paling penting yang harus selalu dalam kondisi baik.
Kita mulai dari radiator, yang berfungsi mendinginkan mesin kendaraan. Fungsinya mirip hipotalamus, pusat pengatur suhu tubuh manusia.
(Baca juga: Manajemen Mudik Antirepot: Selalu Ingat bahwa Kita ‘Hanya’ Mudik, Bukan Pindah Rumah)
Kalau fungsinya tak berjalan baik (disebut normal jika airnya selalu stabil), kendaraan bisa kepanasan. Bila perlu, kuras kotoran yang mengganggu dengan radiator flush.
Kedua, sistem bahan bakar. Bensin atau solar buat mobil, fungsinya sama dengan darah yang mengalir di dalam tubuh manusia. Sedangkan sistemnya (tangki, saringan-saringan, karburator) bisa disebut sistem peredaran darah.
Jelas sudah, mengapa saringan-saringan yang kotor sebaiknya diganti, tangki dikuras secara berkala, serta karburator disemprot pakai carburator cleaner.
Bagaimana dengan pengapian? Kalau kondisi kabel-kabelnya masih bagus, pemantik tenaga ini cukup dibersihkan saja.
Perhatikan kabel-kabel yang berhubungan dengan pengapian. Kemudian bersihkan sambungan-sambungannya dengan contact cleaner.
Sediakan juga cadangan busi (selama elektrodenya belum berwarna hitam, berarti masih bisa dipakai) dan platina (untuk mobil yang masih menggunakan platina).
Kelistrikan juga vital buat diperiksa. Dialah yang memfungsikan panca inderanya mobil, seperti lampu-lampu, wiper, dan berbagai alat penerangan.
(Baca juga: Dari Cegah Mabuk Hingga Sakit Pinggang, Inilah Tips Sehat untuk Pemudik yang Membawa Kendaraan Pribadi)
Pertama-tama, perhatikan apakah tegangan yang dihasilkan aki masih di atas 12,5 volt (ini, normalnya!). Kemudian bersihkan bagian-bagian luar aki, lampu-lampu serta wiper.
Sebaiknya, siapkan juga peralatan pembersih kaca, lengkap dengan samponya.
Untuk perjalanan jauh, oli disarankan diganti. Setelah itu, rajin-rajinlah memeriksanya tiap 200 km. Tes juga apakah rem sudah berfungsi maksimal.
Ganti minyaknya jika sudah dipakai setahun. Lebih sip jika Anda melakukan spooring dan balancing roda, agar mobil Anda selalu balans.
Buat jaga-jaga, jangan lupakan perlengkapan darurat, seperti kunci-kunci atau tool kit (biasanya tiap kendaraan sudah dilengkapi standar versi pabrik). Kalau mau beli yang lebih lengkap, boleh juga.
Sertakan ban serep, kunci baut roda, serta pompa ban portable. Tak ketinggalan, senter, segitiga pengaman, dan payung.
Kadang-kadang, persiapan sudah sangat matang, eh, masalah masih juga datang. Paling sering, mobil mendadak mogok.
Jika ini terjadi, tenangkan hati, siapa tahu kerusakannya bisa Anda perbaiki sendiri.
Asal sebelumnya dipahami, jika mesin mati, berarti ada persyaratan yang tidak dipenuhi. Sama seperti kompor gas, mesin bekerja hanya jika ada pasokan udara, bahan bakar, dan pemantik.
Cek apakah saringan udaranya masih berfungsi normal, apakah karburator yang bertugas mengalirkan bahan bakar tidak tersumbat, serta apakah busi sebagai pencetus api masih normal.
Kalau mobil sudah beres, biasanya banyak pemudik yang bingung memilih jadwal keberangkatan, siang atau malam, ya?
Pemilihan waktu start ini sebenamya berkaitan dengan persiapan dan kemampuan mengemudi. Jika tak punya lampu kabut dan hazard, kan bisa celaka kalau nekat melaju juga di jalan gelap berkabut.
Makanya, pertimbangkan dulu untung ruginya. Jika berangkat pagi, tubuh Anda pasti masih-segar, udara pun sejuk, kemacetan di dalam kota belum terlalu parah, bisa melihat pemandangan serta tak banyak berpapasan dengan kendaraan-kendaraan besar.
Tapi kondisi jalan masih sepi, hingga harus hati-hati di tikungan, terutama terhadap kendaraan dari depan. Jalan pagi juga berarti menantang sinar matahari? Hayo, siap enggak?
Bagaimana kalau malam? Suhu udaranya memang lebih dingin dan sejuk, hingga kinerja mesin pun lebih ringan, hemat energi karena tak harus menyalakan AC serta bisa mengembangkan kecepatan tinggi.
Tapi awas, jarak pandang mata Anda lebih terbatas serta butuh konsentrasi relatif tinggi.
Toh, kalau memang sudah niat, enggak masalah. Yang penting, sekali lagi cek kaca, wiper serta lampu-lampu.. Jika lampu kendaraan di depan terasa menyilaukan, jauhkan pandangan Anda (melihat aspal misalnya) agar konsentrasi tak hilang.
Kalau tak bisa juga, perjauh jarak sampai mata kembali normal. Tambahan lampu kabut wajib buat keluyuran malam. Jaga jarak dengan mobil di depan minimal 50 m.
Bicara soal pilihan, kadang Anda dipaksa mencari jalur jalternatif untuk menghindari macet parah. Memang, jalan ini sering juga disebut jalan tikus - biasanya tidak macet.
Tapi kondisi umumnya jauh lebih buruk ketimbang jalan normal. Kalau mobil Anda kecil, usahakan jangan mengikuti jalur kendaraan besar.
Sementara menghadapi kubangan, perkirakan kedalamannya dan ambil keputusan, apakah akan melewati atau menghindarinya.
Tanah yang becek pun kerap menyimpan misteri. Jangan ambil risiko dengan memacu kendaraan sekencang-kencangnya, siapa tahu ada lumpurnya.
Lagian, ngebut bisa menyebabkan air masuk dan membasahi komponen penting di ruang mesin. Dengan kata lain, di medan berat, langkah paling aman adalah mengurangi kecepatan, sembari menghindari.cipratan.
(Muhammad Sulhi, Shinta Teviningrum, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 2001)