Di Tengah Ribuan Mata Penontonnya, Seorang Matador Meregang Nyawa Ditanduk Banteng

Moh Habib Asyhad

Editor

Matador meregang nyawa
Matador meregang nyawa

Intisari-Online.com – Ivan Fandino, seorang matador berusia 36 tahun, tewas dalam sebuah ajang bullfighter di Mont-de-Marsan, Prancis pada Sabtu (17/6).

Sang matador tewas ditanduk oleh banteng yang seharusnya ia taklukan.

(Baca juga:(Video) Miguel Ruiz Perez, 'Matador' yang Tewas Secara Mengerikan Setelah Ditanduk Bayi Banteng)

Ivan meninggal di rumah sakit setelah tertanduk banteng pada bagian paru-parunya.

Namun, diduga ia mengalami henti jantung saat masih dalam ambulan dalam perjalanan ke rumah sakit akibat lukanya cukup parah.

Matador asal daerah Basque, Spanyol, itu sejatinya adalah seorang matador profesional selama 12 tahun terakhir. Ia diundang berlaga di Prancis dalam perayaan San Isidro Fair ke 18.

Kematian sang matador di tengah arena itu tentunya membuat para penontonnya syok. Saat itu Ivan tengah menggoda banteng dengan menggunakan jaketnya.

Banteng yang terluka itu ternyata menanduk sisi tubuh Ivan lalu melemparkannya ke udara.

“Ini sebuah tragedi. Kita tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi,” kata seorang rekan Ivan.

Kematian Ivan meninggalkan duka mendalam bagi isteri dan puterinya. Belasungkawa dan penghormatan bagi Ivan pun mengalir di sosial media.

Seorang pemilik ranch, Victoria Martin, menulis: “Teman kami dan matador besar Ivan Fandino meninggal di Prancis. Sebuah kehilangan besar bagi ajang tarung banteng. Kami kaget.”

Sekadar tahu, Ivab Fandino berasal dari Orduna, Bizkaia, Spanyol. Ia mulai jadi seorang matador sejak usia 14 tahun, walaupun hal itu bukan tradisi dalam keluarganya.

Debut pertamanya sebagai matador dimulai pada 2005. Ivan merupakan matador kedua yang tewas dalam arena adu banteng dalam tahun terakhir ini.

Sebelumnya matador Victor Barrio (29 tahun) tewas ditanduk banteng di hadapan penontonnya di Teruel, Spanyol, pada Juli 2016 lalu.

Ia menjadi matador professional yang pertama tewas di arena di Spanyol sejak tahun 1990-an.

Kematian Ivan Fandino mendapat tanggapan di situs Human Society International yang menggapnya sebagai sebuah tragedi.

“Setiap tahun ada 1.000 ekor banteng yang dibunuh secara brutal dalam ajang adu banteng di Prancis.

(Baca juga:Di Desa Ini, Ribuan Ular Meregang Nyawa Hanya untuk Diambil Kulitnya)

Dalam setiap pertarungan itu para banteng tidak punya kesempatan untuk lolos dari kematian yang lama dan menyakitkan.

“Olahraga berdarah seperti ini harusnya di hapuskan dari buku sejarah. Tidak seharusnya kematian mereka untuk hiburan, baik bagi manusia ataupun hewan.”

Namun, sampai saat ini ‘olahraga’ merupakan sebuah tradisi yang dilindungi di sebagian kawasan Prancis bagian selatan.

Artikel Terkait