Kisah 'Ombak Tsunami' saat Banjir Garut yang Tewaskan 18 Orang

Ade Sulaeman

Editor

Kisah 'Ombak Tsunami' saat Banjir Garut yang Tewaskan 18 Orang
Kisah 'Ombak Tsunami' saat Banjir Garut yang Tewaskan 18 Orang

Intisari-Online.com - Gambaran betapa mengerikannya Banjir Garut, yang hingga berita ini diturunkan sudah menyebabkan 18 orang tewas dan 1000 orang mengungsi, didapat dari warga yang tinggal di dataran tinggi saat bencana terjadi, Rabu (21/9/2016).

"Saya lihat jelas seperti ombak tsunami, besar sekali. Saya posisinya di atas di Jalan Cimanuk ini. Banjir langsung ke dataran rendah di sekitaran Tarogong Kidul, tepatnya ke arah rumah sakit," ujar Fikri Imanudin (36), salah seorang pedagang mi ayam keliling yang berdagang tengah malam di sekitar Jalan Cimanuk, Garut, Rabu (21/9/2016).

"Di sana kan lokasi permukimannya di bawah dan samping Sungai Cimanuk persis. Jembatan Sungai Cimanuk ini ke dasar sungai itu ada sekitar 15 meter dan luas. Terbayang kan air meluapnya sangat besar. Kalau ke atas cuma cipratannya saja, tetapi tetap ada air besar masuk ke jalan atas ini," lanjut Fikri.

Saat kejadian, Fikri mengaku sedang berada di sekitar perempatan Cimanuk atau tak jauh dari jembatan Cimanuk arah RSUD dr Slamet dan Kantor Bupati Garut. Ia mengaku kaget saat melihat gumpalan air besar menutup jembatan dan jalan menuju RSUD Garut yang posisinya menurun atau di bawah Jalan Cimanuk.

Daerah itu merupakan kawasan padat penduduk dan dihuni ribuan warga sampai ke arah kantor bupati.

"Ke arah selatan itu lembah. Jadi, daerah yang terbelah Sungai Cimanuk di kawasan kota posisinya lembah dan di bawah daripada daerah lain di Garut. Itu daerah Tarogong Kidul," kata dia.

Fikri mengaku ketakutan dan memilih mencari orang lain untuk melihat momen ketika jalan, rumah, dan bangunan lain diterjang banjir. Padahal, sebelumnya, kawasan itu ramai arus lalu lintas, meski tengah malam. Area ini sering kali macet pada siang hari.

"Kalau siang hari di lokasi ini macet sekali. (Arus lalu lintas di) jalur yang sekarang jadi hancur ini (biasanya) padat. Malam tadi kawasan ini seperti danau, tertutup air," ujarnya.

Saksi mata lainnya, Deni (54), asal Cidaun, Garut, mengaku sedang melintas di perempatan Cimanuk, Garut, malam tadi. Ia panik karena melihat kawasan yang sehari-harinya penuh sesak oleh warga dan arus lalu lintas yang macet itu kini sudah tertutup air yang meluap dari Sungai Cimanuk yang membelah kawasan perkotaan Garut.

"Saya mah tak tahu malam tadi harus bagaimana. Di sini itu sudah seperti laut, Pak," kata dia.

Sampai sekarang area di Kota Garut arah Kantor Bupati via Jalan Cimanuk lumpuh. Pencarian korban masih dilakukan pasca-banjir bandang malam tadi. Para korban yang meninggal dan terluka langsung dibawa ke RSUD dr Slamet, Garut, dan ditempatkan di lantai dua karena khawatir banjir susulan akan terjadi kembali.

Sampai berita ini diturunkan, jumlah korban jiwa dalam banjir bandang di Kabupaten Garut mencapai 18 orang. Jumlah itu bisa bertambah karena 12 korban yang belum ditemukan.

"Sampai pukul 13.30 WIB, jumlah yang meninggal 18 orang, 4 orang luka berat, 27 luka ringan, dan 12 orang lainnya belum ditemukan," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus saat dihubungi Rabu (21/9/2016).

Yusri menjelaskan, korban-korban tersebut ditemukan di tiga tempat berbeda. Yakni Lapang Paris, Kampung Bojong Larang, dan Kampung Cimacan. Adapun jumlah warga yang diungsikan mencapai 1.000 orang.

(kompas.com)