Gadis kecil itu menunggu sekitar satu menit lagi dan mengulangi, “Bu, ayo kita lewati hujan ini.”
“Kita akan basah kuyup nantinya, sayang,” kata sang ibu lagi.
“Tidak, tidak, Bu. Bukankah itu yang Ibu katakan tadi pagi,” kata gadis kecil itu sambil menarik lengan ibunya.
“Pagi ini? Kapan Ibu bilang kita bisa melewati hujan dan tidak basah kuyup?”
“Tidakkah Ibu ingat? Ketika Ibu berbicara dengan Ayah tentang kankernya, Ibu bilang, ‘Jika Tuhan membolehkan kita bisa melewati ini, maka Dia bisa membolehkan kita melewati apapun!’”
Kami yang menunggu di tempat itu terdiam. Kami semua berdiri tanpa suara, kecuali suara hujan yang terdengar. Tidak ada yang beranjak dari tempat itu.
Ibu gadis kecil itu terdiam sejenak dan berpikir sejenak tentang apa yang dikatakan gadis kecilnya. Mungkin orang akan menertawakannya atau memarahi gadis kecil itu karena konyol.
Tapi mungkin beberapa orang mengabaikan apa yang dikatakan gadis kecil itu. Tapi benar-benar kepercayaan lugu dari gadis kecil itu bisa dipupuk menjadi keimanan padanya.
“Sayang, kamu benar sekali. Ayo kita lewati hujan ini. Jika Tuhan membiarkan kita menjadi basah, mungkin kita hanya perlu mencuci baju ini,” kata sang ibu kemudian.
Lalu mereka berlari. Kami semua berdiri mengawasi, tersenyum, dan tertawa saat mereka melesat melewati parkiran mobil, dan ya, melalui genangan air.
Mereka memegang tas belanja di atas kepala mereka untuk berjaga-jaga. Mereka basah kuyup. Tapi akhirnya apa yang mereka lakukan, diikuti pula oleh beberapa orang yang menjerit dan tertawa berlarian di tengah hujan deras, seperti anak-anak sampai ke mobil mereka.
Dan, saya pun melakukannya. Saya berlari. Saya basah kuyup. Ah, saya hanya perlu mencuci baju ini kok.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR