Advertorial
Intisari-online.com - Sama seperti beberapa orang dewasa yang stres dengan tekanan pekerjaan, dapat dimengerti bahwa anak-anak juga bisa stres karena melewati hari-hari yang buruk di sekolah.
Seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun melakukan hal ekstrim dengan mengancam untuk melompat dari atap gedung33 lantai.
Insiden itu terjadi di kota Bijie, Provinsi Guizhou China, pada hari Minggu (21/10/2018), sekitar awal tahun ajaran baru di sekolahnegara itu.
Bocah berusia 8 tahun terlihat di tepi gedung, mengatakan, "Saya tidak ingin pergi ke sekolah!"
Baca Juga : Link Live Streaming, Timnas Indonesia U-19 vs Jepang, Pelatih Jepang Akui Anak Asuhnya akan Stres
Menurut orangtuanya, situasi itu terjadi setelah ancaman bocah itu meningkat dan menjadi tidak terkendali.
Petugas pemadam kebakaran yang tiba di tempat kejadian membubarkan kerumunan orang yang berkumpul di sekitar agar anak itu tidak tambah stres.
Orangtua, guru, dan penyelamat anak itu secara kolektif menghabiskan 10 menit untuk membujuknya agartidak melompat.
Rekaman video menunjukkan seorang petugas pemadam kebakaran berusaha mengamankan bocah itu dengan tali sebelum mengangkatnya ke atas dan melewati dinding bangunan untuk keselamatannya.
Baca Juga : Benarkah Stres Dapat Menyebabkan Kita Kehilangan Ingatan?
Menurut Shanghaiist, anak laki-laki itu gemetar dan menangis karena tidak ingin pergi ke sekolah ketika petugas pemadam kebakaran akhirnya tiba.
Kasus tersebut telah memicu pertanyaan: "Apakah anak-anak berada di bawah tekanan terlalu banyak di sekolah?"
Awal tahun ini, seorang anak sekolah dasar di Fuzhou, Provinsi Jiangxi berusaha bunuh diri dengan melompat dari lantai 15 sebuah gedung.
Gadis itu selamat karena bantalan udara diletakkan di tanah oleh penyelamat.
Baca Juga : Ingin Punya Anak Berapa? Penelitian Sebut Anda akan Sangat Stres Jika Punya Anak Sebanyak Ini
Dia dilaporkan merasa stres karena dia belum menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah) yang ditugaskan selama liburan musim dingin.
Di Singapura, stres sekolah telah disalahkan atas bunuh diri seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang gagal dalam ujian. (Adrie P. Saputra)