Intisari-Online.com – Pada Maret 2012, Monique Jeffrey tiba-tiba bersin. Ia lantas menyetakkan lehernya ke depan sehingga membuat tulang belakangnya patah.
Monique yang baru memiliki bayi tidak bisa bergerak. Ia lalu mengirim sms kepada suaminya, Sam dan meminta dipanggil ambulans.
Wanita asal Melbourne, Australia ini menghabiskan 14 minggu menggunakan penjepit halo, alat yang dibor ke tengkorak pasien. Ini digunakan untuk menyembuhhkan kembali tulang belakangnya.
Lima tahun kemudian, tepatnya bulan April kemarin, lagi-lagi Monique mematahkan lehernya untuk kedua kalinya di tempat yang sama.
Monique yang sekarang berusia 33 tahun berkata bahwa lehernya sakit saat sedang bekerja.
“Saya merasakan sakit tapi masih bisa bergerak,” ucapnya dilansir metro.co.uk.
Kira-kira satu jam kemudian, ia dan rekan-rekannya tertawa bersama karena lelucon.
Lalu tiba-tiba lehernya miring ke sebelah kanan dan patah.
“Rasanya sangat sakit,” tutur Monique.
Rekan-rekannya yang panik langsung menghubungi ambulans dan Monique segera menjalani pemeriksaan.
Dari hasil CT scan dan MRI memastikan bahwa itu adalah patah tulang yang sama seperti 5 tahun lalu. Dua tulang belakangnya patah.
Atas saran dokter, ia diminta untuk memperkuat otot di sekitar leher agar tetap stabil.
Hal ini mengingat ia sudah dua kali mengalami kejadian yang sangat berisiko ini.
“Jika terjadi lagi, saya akan menjalani operasi berisiko tinggi untuk menyatukan leher saya,” terang Monique.
Semoga cepat sembuh dan semoga kejadian ini tidak terjadi lagi Monique!