Baca Juga : Istri Bung Karno Naoko Nemoto Tetap Cantik dan Muda di Umur 78, Ini Rahasia Kecantikan 'Abadinya'
4. Kereta Militer Prancis (Prancis, 1917).
Bencana yang sebanarnya dapat dicegah terjadi merenggut nyawa hampir 900 tetara Prancis yang akan pulang ke rumah untuk liburan natal, 12 Desember 1917.
Kereta militer dari Turin, Italia, menuju Lyon, Prancis, dipenuhi dengan para lelaki militer, tergelincir ketika mencoba menuruni lereng curam di dekat Modane, di Prancis.
Kereta jatuh dari sebuah jembatan, dengan gerbongnya saling menumpuk, menyebabkan api membakar kereta. Mayat tentara yang ditemukan di lokasi sebagian besar terbakar habis.
Masinis awalnya tidak mau menjalankan kereta api yang dibebani dengan gerbong dan penumpang tambahan, serta kurangnya rem di 16 gerbongnya, tetapi dia diancam oleh seorang perwira Perancis untuk mengendarai kereta di bawah todongan senjata.
Ketakutan terburuknya terbukti, kereta mengalami kecelakaan yang mengerikan.
5. Queen of the Sea Line (Sri Lanka, 2004)
Kereta ini di Sri Lanka dikenal sebagai Queen of the Sea Line, menjadi insiden terburuk dalam sejarah umat manusia.
Bencana kereta api ini terkait dengan gelombang tsunami yang terjadi di Sri Lanka 26 Desember 2004.
Pada hari libur bulan purnama Buddha dan libur hari Natal, kereta penuh sesak dengan penumpang.
Baca Juga : MInum Racikan Bawang Putih dan Susu Setelah Makan Malam Bikin Pria Tambah Perkasa
Ketika mendekati desa pesisir Peraliya, gelombang tsunami pertama akibat gempa bumi di Samudra Hindia menggulung kereta.
Penduduk menjadikan kereta itu jadi satu-satunya perisai mereka, naik di atapnya dan berbaris di belakangnya
Namun tidak ada yang tahu, gelombang kedua terjadi menghempaskan kereta serta rumah-rumah penduduk.
Ada yang terjebak dalam kereta hingga tenggelam, banyak juga yang berhasil keluar tetapi hanyut.
Bencana kereta tunggal akibat tsunami ini menewskan lebih dari 1.700 orang.
Baca Juga : 5 Fitur Ini Cuma Ada di Xiaomi dan Tidak Ada di Smartphone Lain
Source | : | worldatlas.com |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR