Advertorial

Jokowi Dirayu Israel, Kenapa Israel Ingin Punya Hubungan Diplomatik dengan Indonesia?

intisari-online
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali merayu pemerintahan Jokowi agar mau membuka hubungan diplomatik.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali merayu pemerintahan Jokowi agar mau membuka hubungan diplomatik.

Intisari-online.com - Sejak zaman pemerintahan Soekarno, Indonesia terus menerus dirayu Israel agar mau membuka hubungan diplomatik dengan negara zionis tersebut.

Namun jawaban Bung karno tegas; selama Israel menjajah Palestina, Indonesia tidak akan pernah membuka jalinan persabatan bilateral dengan Israel.

Demikian juga sikap yang diambil oleh para presiden penerus Soekarno. Mulau dari Soeharto hingga Joko Widodo.

Namun Israel sepertinya tak mau menyerah.

Baca Juga : Jika Sampai Pesawat 'Siluman' F-35 Israel Bertemu Rudal S-300 Rusia di Suriah, Siapa yang akan Menang?

Baru-baru ini, dikabarkan negeri yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersebut kembali merayu pemerintahan Jokowi agar mau membuka hubungan diplomatik.

'Rayuan' Israel tersebut dikeluarkan Netanyahu dalam konferensi internasional untuk wartawan Kristiani di Yerusalem, pekan lalu.

Dia menyatakan bahwa Israel sangat ingin membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Pasalnya, Nentanyahu menilai Indonesia punya arti penting bagi Israel.

Baca Juga : Kisah Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks yang Ingin Bubarkan Israel dan Bela Palestina

" Indonesia sangat sangat penting bagi Israel. Indonesia satu-satunya negara yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sementara sebagian besar negara lainnya punya," kata Netanyahu, seperti dilansir Times of Israel, Minggu (15/10).

"Indonesia memiliki penduduk sebanyak lebih dari 200 juta orang."

"Mereka memiliki umat Muslim dan puluhan juta umat Krsiten."

"Kami ingin melihat Indonesia di sini. Kami ingin memiliki hubungan baik dengan mereka."

Ucapan Nentanyahu tersebut merupakan jawaban pertanyaan Monique Rijkers, salah seorang anggota konferensi.

Presiden Jokowi belum memberikan balasan resmi atas permintaan Nentanyahu.

Namun sepertinya, kemungkinan besar Jokowi akan menolak, seperti sikap tegasnya atas Israel selama ini.

Sebelumnya Jokowi sempat mengatakan bahwa Indonesia tetap mendukung penuh Palestina.

Baca Juga : Berasal dari 12 Putra Yakub, ke Mana Perginya 10 Suku Israel yang Hilang?

Pernyataan Jokowi tersebut dikeluarkan saat Amerika Serikat secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Fakta lain bahwa Indonesia lebih mengutamakan Palestina dibandingkan Israel adalah kebijakan terbaru Kementerian Luar Indonesia terhadap palestina.

Seperti dilansir dari situs resmi Kemenlu Indonesia, Indonesia berkomitmen memberikan bantuan $AS7 atau sekitar Rp110 miliar kepada Palestina.

“Ini kontribusi konkret satu kesatuan Indonesia, baik dari masyarakat maupun pemerintah, untuk Palestina,” tegas Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, saat pernyataan pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Malki di jakarta (16/10).

Bantuan Indonesia ke Palestina sebenarnya bukan hanya itu.

Selain dari pemerintah, masyarakat Indonesia juga banyak menyumbang rakyat Palestina.

Bantuan masyarakat Indonesia ke Palestina mencapai nilai $AS2,92 juta dan 2 ribu ton beras.

Salah satu bantuan diberikan oleh filantropis Indonesia Tahir foundation senilai sekitar $AS 1,3 juta bagi UNRWA. Badan Zakat Nasional (Baznas) juga akan memberikan bantuan dana kepada UNRWA dan Jordan Hashemite Charity Organization untuk Pengungsi Palestina.

MUI saat ini tengah dalam tahap membahas rencana pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron.

Baca Juga : Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian

Artikel Terkait