Intisari-Online.com – Menyatukan antara pikiran, perasaan, perkataan, dan tindakan agar selaras memang tak mudah.
Namun, ketika keempatnya berjalan beriringan, jangan heran kalau hidup Anda akan jauh lebih baik.
Boleh dibilang kita bisa merespons dunia luar secara berbeda, lebih indah, dan bahagia. Demikian pendapat Fiona Wang, life coach sekaligus psychosomatic therapis kepada Intisari.
Kesemerawutan empat hal di atas ternyata bisa disebabkan oleh kejadian di hari ini dan kekhawatiran akna masa depan.
Namun, menurut Fiona kejadian masa lalu bisa menjadi pemicu yang dominan. Entah perasaan tidak enak, trauma, bahkan dendam.
Baca Juga : Suka Berbohong Terus-menerus? Hati-hati Penyakit Psikologis Mithomania!
Contohnya, seperit yagn terjadi pada salah seorang klien yang pernah ditangani Fiona.
Kisahnya, si klien pernah dipenjara ketika usianya 25 tahun. Ternyata peristiwa itu masih mengendap di pikiran bawah sadarnya sehingga ia berusia senja, 69 tahun.
Akibatnya, lantaran tak bisa mengatasi traumanya, terjadilah perubahan fisiologis pada tubuh klien. Salah satunya ia mengalami gangguan pencernaan.
“Psychosomatic penyebabnya di emosi dan pikiran, karena tidak pernah diselesaikan jadi bermanifestasi ke tubuh fisik,” jelas Coach Fi, sapaan akrabnya.
Baca Juga : Dahsyatnya Perang Psikologis: Saat Mesir Ditaklukkan Persia Hanya Gara-gara 'Kucing'
Fiona menegaskan, penting untuk kita menyelesaikan dan membersihkan segala masalah di masa lalu yang belum tuntas. Apalagi kalau sudah membuat isi kepala runyam.
Nah, selain berdamai dengan masa lalu, agar hidup lebih berkualitas dan bahagia, masih ada cara lain.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR