Advertorial

Kisah Dokter 106 Tahun: Pernah Lakukan Eksperimen Obat pada Diri Sendiri dan Masih Aktif hingga Kini

Moh. Habib Asyhad
Tatik Ariyani
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Frankland dilahirkan sebagai kembar pada tahun 1912, kemudian mulai sekolah kedokteran pada 1930-an.
Frankland dilahirkan sebagai kembar pada tahun 1912, kemudian mulai sekolah kedokteran pada 1930-an.

Intisari-Online.com - Biasanya, orang-orang yang sudah menginjak usia tua akan pensiun dan menikmati masa tuanya.

Namun, pria yang satu ini justru memutuskan untuk terus berkarya dengan profesinya.

Dengan memakai dasi favoritnya, Dr. A. William Frankland duduk di kursinya sambil menceritakan kisah hidupnya.

Frankland dilahirkan sebagai kembar pada tahun 1912, kemudian mulai sekolah kedokteran pada 1930-an.

Baca Juga : Setelah Operasi Plastik Bengkak: Dokter Beberkan Penyebab dan Lamanya Masa Pemulihan Pacaoperasi

Dia juga bertugas di pos militer di Singapura selama PD II yang membuatnya ditahan sebagai POW selama lebih dari tiga tahun.

Setelah perang dia kembali ke Inggris dan belajar di bawah Alexander Fleming.

Banyak orang yang sering bertanya padanya tentang bagaimana dia bisa hidup begitu lama, dan dia hanya berkata hal itu hanyalah keberuntungan.

Pada usia 106 setengah tahun,Frankland masih mengingat orang.

Baca Juga : MimiBox: Mesin Penjual 'Mainan Dewasa' Otomatis yang Memicu Kekhawatiran

Frankland juga kadang-kadang masih berkonsultasi dengan pasien dan menyumbang artikel untuk publikasi jurnal. Dia suka membaca jurnal media.

Paul Watkins, penulis biografiFrankland, mengatakan bahwa kehidupanFrankland luar biasa karena melalui begitu banyak tantangan dan pengalaman yang luar biasa.

Di balik umur panjangnya, yang membedakanFrankland adalah ketajaman pikirannya.

Frankland sedang menulis makalah tentang bagaimana penicilin ditemukan, berdasarkan waktu yang dilaluinya bersama Fleming.

Baca Juga : Viral Video Bocah Ditarik Tangan Misterius di Kolam Renang, Ternyata ini Fakta di Baliknya

Dia mengakui banyak kesedihan dan hal-hal penting yang telah dia alami selama bertahun-tahun.

Namun, dia memilih untuk menelan kenangan pahit dan ketakutan yang dia alami untuk fokus pada kebahagiaan.

Kenangan dalam hidupnya masih tetap hidup.

Baca Juga : Fakta di Balik Perjuangan Keluarga Israel yang Selamat dari Tsunami

Dia bahkan mengatakan dia masih ingat hari ulang tahunnya yang ketiga, di mana dia menikmati kue terlalu banyak dan akhirnya sakit.

Dia tidak hanya tertarik dengan masa sekarang dan masa depan, namun juga masa lalu yang mengingatkannya pada perjalanan yang menyenangkan yang dilakukannya.

Pada tahun 1953, di Rumah Sakit St. Mary di London, Frankland mempopulerkan jumlah serbuk sari yang sekarang digunakan di seluruh dunia untuk membantu dokter dan pasien memahami pemicu alergi.

Frankland melakukan tes pada dirinya sendiri untuk membuat penemuannya.

Hal itu menyebabkan anafilaksis akut pada dirinya dari serangga.

Dorongan untuk berkontribusi pada bidangnya masih dilakukan hingga saat ini.

Sejak berusia 100 tahun, dia telah menulis beberapa artikel untuk publikasi dan belum selesai.

Dari usia 100 hingga 105, dia telah menulis 4 artikel baik ditulisnya sendiri atau bersama penulis lain.

Sekarang, saat usianya 106 tahun, dia akan menulis1 artikel lagi dan hampir selesai.

Penurunan kemampuan mental dari waktu ke waktu merupakan aspek yang ditakuti sebagian besar orang.

Tapi, bukan berarti tidak bisa dicegah.

Menjaga pikiran tetap aktif dan terlibat dalam banyak hal benar-benar membantu menghasilkan sel-sel otak baru dan koneksi saraf.

Frankland berkata bahwa di usia tua, beberapa hal tidak bisa dilakukan, namunFrankland terus mengasah otaknya. Dia membaca banyak jurnal ilmiah.

Pada 2015, pada usia 103 tahun,Frankland menerima Orda Kerajaan Inggris atas kontribusinya yang signifikan dalam bidang penelitian alergi.

Frankland juga tidak merokok, tidak makan berlebihan, dan melakukan sedikit latihan.

Dia juga melakukan kegiatan apapun yang berkaitan dengan sosial, psikologis, dan emosional.

Baca Juga : Fakta di Balik Perjuangan Keluarga Israel yang Selamat dari Tsunami

Artikel Terkait