"Saya diperlakukan lebih buruk daripada anjing dan ternak yang tersesat," kenang Pradyumna.
"Ketika saya melewati sebuah kuil, orang melemparkan batu ke arah saya."
Ketika dia masih remaja, Pradyumna menggunakan bakatnya dalam menggambar untuk mencari nafkah di mana dia menggambar potret di jalan-jalan Delhi.
Saat itulah ia bertemu dengan Charlotte Von Schedvin, seorang turis Swedia.
Tiba-tiba, dia ingat ramalan yang selalu dibicarakan orang tuanya dan mulai menanyakan pertanyaannya.
"Dari mana kamu berasal?"
"Swedia."
"Apa zodiakmu?"
"Taurus."
"Apakah kamu bermain seruling?"
"Ya, seruling dan piano."
Ini juga menunjukkan bahwa keluarganya telah dianugerahi lahan hutan setelah membantu raja Swiss pada abad ke-18.
Source | : | Good Times |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR