Intisari-Online.com- Pada tahun 1961, ketika John F. Kennedy resmi menjadi presiden Amerika, ketegangan Perang Dingin semakin memuncak.
Akibatnya pesawat kemiliteran semua dipersenjatai senjata nuklir.
Pesawat-pesawat ini seharusnya siap untuk menanggapi serangan nuklir setiap saat.
Namun, jika pesawat itu sudah mulai mengudara, pemikiran itu seolah-olah pergi karena mereka pasti selamat dari bom nuklir Soviet yang akan menghantam Amerika Serikat.
Baca Juga : Bom Kelelawar, Salah Satu 'Instrumen Kematian' Paling Mengerikan yang Kini Dilarang dalam Perang
Namun, serangan justru datang dari seorang pembom Amerika B-52.
Dia menjatuhkan dua bom nuklir di North Carolina, Amerika.
Pada bulan Januari, sebuah jet yang membawa dua bom hidrogen Mark 39 bertemu dengan sebuah pesawat pengisian bahan bakar, yang pilotnya melihat ada masalah.
Bahan bakar bocor dari sayap kanan pesawat.
Baca Juga : Miliki Kapal Selam Nuklir, Rusia Diklaim Siap Perang pada Tahun 2024
Sayapnya patah dan pesawat harus segera mendarat darurat.
Tapi sebelum pendaratan berhasil dilakukan, sayap yang patah itu diikuti oleh bagian ekornya.
Pesawat itu pun jatuh dan menewaskan tiga awaknya dengan lima pria lainnya yang berhasil keluar.
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR