Advertorial
Intisari-Online.com- Dahulu kala, Jenderal Angkatan Darat AS George Patton pernah menyebut senapan ini sebagai "alat perang terbesar yang pernah dibuat".
Itu adalah senapan pertempuran semi-otomatis pertama AS yang berhasil digunakan untuk mengalahkan fasis dari hutan Bastogne ke pegunungan vulkanik Iwo Jima.
Berkat perancangnya yang legendaris, John C. Garand, senapan ini kemudian dinamai M-1 Garand.
Sebagaimana diwartakan oleh Forbes pada Kamis (6/9/2019), satu-satunya M-1 yang dimiliki oleh Garand sendiri akan dijual oleh Perusahaan Lelang Rock Island minggu ini.
Garand sendiri adalah penduduk asli Quebec yang pindah ke New England saat masih kecil.
Pada tahun 1917, dia mengajukan rencana untuk proyek senapan mesin ringan dan membuktikan dirinya sebagai perancang senjata yang inovatif dan cakap.
M-1 adalah senapan semi-otomatis yang dioperasikan dengan gas dari enklosur 8 putaran.
Sangat inovatif pada zamannya, senapan bisa ditembakkan dan diisi ulang dengan cepat.
Baca Juga : Vladimir Putin, Mantan Agen Rahasia Rusia yang Kerap Membunuh Pengkhianat Negara secara Diam-diam
Versi yang diadopsi oleh militer AS dibingkai dalam kartrid 30-06 Springfield dan dapat menembakkan 152 butir peluru pada hitungan 855 meter per detik menggunakan amunisi M2 yang dikeluarkan.
M-1 Garand dikenal karena keakuratannya dan terbukti dapat berfungsi baik selama Perang Dunia II.
Penggunaannya pertama kali didokumentasikan oleh pasukan Angkatan Darat AS saat membela Filipina selama 1941-1942.
Lalu ia juga digunakan oleh para sniper dalam Perang Korea dan Vietnam.
Baca Juga : Bulan Kelahiran Menentukan Pekerjaan: November Mengerikan, Bagaimana dengan yang Lahir di September?
Sampai hari ini, M-1 Garand masih digunakan untuk tugas-tugas seremonial oleh Korps Marinir Amerika Serikat.
Kevin Hogan, pimpinan Perusahaan Lelang Rock Island menjelaskan bahwa ini adalah salah satu senapan paling bersejarah yang pernah ditawarkan untuk dijual.
Senjata pribadi bersejarah milik Garand terdaftar sebagai lot #1362 dengan nilainya yang diperkirakan mencapai harga $ 225.000 hingga $ 375.000 atau setara dengan Rp 5,5 Miliar.
Kevin Hogan juga mengatakan bahwa senapan ini memiliki peran penting dalam sejarah dunia karena telah memenangkan perang.
Baca Juga : Serangan 9/11 ke Menara Kembar WTC Sebenarnya 'Gagal' dan Tak Sesuai Target Awal