Advertorial
Intisari-Online.com- Presiden Rusia, Vladimir Putin menjadi salah satu politisi yang paling kuat dan ditakuti di dunia.
Semua ini tidak lepas dari sejarah panjang karir Putin yang bermula sebagai seorang agen rahasia.
Salah satu batu loncatan Putin adalah bergabung dengan badan intelijen Uni Soviet yang disebut KGB (Komitet Gosudarsstvennoy Bezopasnosti).
Namun, Putin juga dipercaya telah membunuh beberapa agen rahasia KGB yang dianggapnya mengkhianati dirinya serta negara.
Putin kecil adalah seorang anak tunggal yang lahir di keluarga kelas pekerja dan telah menyukai novel mata-mata sejak kecil.
Masuk ke KGB juga merupakan cita-citanya sejak dulu.
Selama 17 tahun bekerja di KGB, Putin merupakan agen rahasia tingkat menengah yang bekerja sebagai intelijen asing.
Pengalamannya yang sangat banyak membuat Putin sadar betul adanya gerakan bawah tanah yang mencoba memusuhinya.
Baca Juga : Beginilah Mengerikannya Krisis Moneter 1998: Hewan-hewan pun Kalang Kabut dan Terpaksa Puasa
Atas dasar itulah, Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan beberapa agen KGB.
Salah satunya adalah Alexander Litvineko, mantan agen KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.
Teh itu diduga memiliki kandungan racun dari zat yang tidak diketahui dan membunuh perlahan-lahan.
Litvineko meminum secangkir teh di sebuah hotel di London pada tahun 2006.
Selain Litvineko, ada juga Vladimir Kara-Murza, seorang kritikus dari Kremlin.
Kara-Murza dirawat di rumah sakit setelah keracunan.
Istrinya hanya menyebutnya sebagai 'zat racun yang tidak terdefinisi' tapi tidak tahu pasti dari mana asalnya.
Kasus Kara-Murza ini terjadi dua kali, tahun 2015 dan di awal 2017.
Baca Juga : Terungkap, Ini Cara Agen Rusia Meracuni Mantan Agennya Sendiri dengan Racun Saraf Novichok yang Mematikan
Dokter telah mengatakan bahwa Kara-Murza tidak akan selamat apabila diracun untuk ketiga kalinya.
The New York Times mencatat bahwa Uni Soviet menggunakan taktir serupa untuk secara diam-diam untuk membungkam lawan.
Skema yang dilakukan hampir selalu sama, yaitu meracuni dengan zat misterius orang-orang yang dianggap dapat menjegal langkah Putin.
Pembunuhan seperti itu harus dilakukan oleh agen-agen khusus dengan tingkat keterampilan yang di atas rata-rata.
Berhadapan dengan agen seperti itu tentu membuat banyak orang memilih pergi jauh-jauh dari urusan yang melibatkan Putin.
Menurut Mark Galeotti, seorang profesor di Universitas New York, agen-agen itu adalah aset negara.
Secara tidak langsung, dengan kemampuan intelijen yang kuat, Putin mengajari ilmu-ilmu khusus pada agen yang merupakan aset negara.
Bisa jadi, Putin punya banyak skuadron intelijen hebat.
Jangankan pada agen pengkhianat, Putin juga memasang tanda kekuatannya pada lawan-lawannya.
Baca Juga : Dolar Diprediksi akan Kehilangan Kekuatannya Tahun 2025, Mata Uang ini yang Akan Menggantikannya
Putin kerap menjatuhkan sanksi terhadap jurnalis yang tulisan-tulisannya berbahaya.
Dia juga suka menggunakan taktik intimidasi untuk menggoyahkan lawan-lawannya.
Putin tidak segan mengatur kasus dan membuat musuhnya dipenjarakan tanpa dia terlihat bersalah.
Berangkat dari masa lalunya, tidak heran kini Putin ditakuti banyak orang.
Baca Juga : Nilai Yuan China Lebih Lemah Dibanding Dollar AS, Tapi Malah Menguntungkan! Ini Alasannya