Kemudian, jangan lupa juga untuk mengonsumsi protein dan lemak.
Dokter Samuel memperingatkan untuk tidak makan protein yang terlalu tinggi di saat sahur. Sebab, protein yang terlalu tinggi akan membutuhkan lebih banyak air untuk dicerna sehingga dapat menyebabkan kehausan.
“Jadi, ya makan ikan atau ayam, tetapi tidak boleh itu saja. Kan ada orang yang tidak makan nasi, makannya hanya protein saja. Itu tidak boleh saat lagi puasa,” ucapnya.
Lalu, lemak pun harus dipilih yang sehat dan bukan dari gorengan. Dia menuturkan, kalau lemak dari gorengan itu lemak trans yang sangat berbahaya. Jadi, dipilihkan lemak yang sehat, misalnya yang tidak digoreng dan berasal dari ikan yang tidak digoreng juga. Terlalu banyak makan gorengan malah akan memberikan rasa haus di mulut.
Untuk melengkapi menu sahur Anda, sayur dan buah yang tinggi serat juga tidak boleh ketinggalan.
Lalu, jangan lupa juga untuk minum setidaknya tiga gelas air dan hindari kopi atau teh yang bersifat diuretik atau membuang air.
(Baca juga: Jika Terima Pesan WhatsApp Ini, Hapus Segera!)
Nah, ketika menjelang imsak, perut harus diisi kembali dengan buah yang tinggi air, karbohidrat kompleks, dan serat. “Jadi, jangan menjelang imsak sudah tidak makan atau minum, harus makan buah yang utuh atau diblender,” katanya.
Jadi, apa pendapat dokter Samuel mengenai menu sahur yang hanya berisi nasi putih, mi instan, dan telur? Dengan segera dia berseru bahwa menu tersebut salah.
“Itu salah, enggak bisa begitu! Itu harus lengkap seperti yang saya bilang. Kalau dia makan nasi dengan mi instan, itu artinya karbohidrat dengan karbohidrat yang sama-sama sederhana dan diserapnya cepat. Dia juga akan cepat lapar,” ujarnya.
(artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul "Sahur dengan Nasi, Mi Instan, dan Telur? Jangan Dilakukan Lagi!")
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR