Advertorial
Intisari-Online.com – Tidak semua ahli kedokteran yang "besar" bisa segera mewujudkan niatnya untuk membantu umat manusia dengan hasil penemuannya. Salah seorang diantaranya ialah Dr. Alexander Fleming.
Tahun 1928 dokter Skotlandia ini telah menemukan Penicilin. Lebih dari sepuluh tahun ia harus berjuang sampai ilmu pengetahuan mau menerima daya sembuh obat itu.
Marianne Schmidt menceritakan iebih banyak tentang hal itu. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1975.
Fleming sudah putus asa ketika ia berusia 51 tahun. Dalam majalah-majalah kedokteran tidak ada sepatahpun tentang penicillin. Tidak ada orang yang menyambut idenya. Yang dibicarakan ialah suatu preparat baru: sulfonamid.
Baca juga: Churchill, Fleming, dan Penisilin
Padahai Fleming dalam test-test laboratoriumnya sudah lama mengetahui bahwa penemuannya jauh lebih baik dan daya kerjanya lebih luas dibandingkan dengan sulfonamide. Namun ia juga yakin percuma untuk melawan arus ilmu.
Ketika tahun 1935 preparat sulfonamid "Prontosil" masuk ke dalam pasaran, segera larisnya seperti pisang goreng di seluruh dunia. Penicillin Fleming masih tetap belum difilter dan tidak mempunyai kesempatan.
Rupanya memang sudah seharusnya jalannya demikian. Ribuan orang harus mati karena infeksi dulu. Dan Fleming kini sibuk dengan pekerjaan ilmiahnya sehari-hari. Penicillin tahun 1938 sudah dilupakan orang, seperti tidak pernah ada.
Sama kebetulannya ketika tahun 1928 Alexander Fleming menemukan jamur dalam kultur staphylokoknya, sepuluh tahun kemudian ia berjumpa dengan ahli kimia Dr. Ernst Boris Chain.
Baca juga: Ingat! Jangan Sembarang Minum Antibiotik, Ini Cara Tepat Obati Flu
Chain kelahiran Jerman dan sudah sejak 1933 lari ke Inggeris untuk menghindari Hitler. Ia mendapat tempat di Universitas Oxford tetapi sampai 1938 tidak ada sesuatu yang benar-benar menarik perhatiannya.
Karena itu di waktu senggangnya ia suka membaca artikel-artikel ilmiah lama dan ditemuinya tulisan Fleming mengenai penicillin. Apa yang dibaca Chain, menggugah perhatiannya, sama seperti yang diharapkan Fleming tahun 1928.
Segera Chain dalam laboratoriumnya di Oxford meniru percobaan-percobaan itu seperti yang diceritakan oleh Fleming. Permulaan 1939 Dr. Chain memberitahu kepalanya Prof. Howard Florey tentang percobaan-percobaannya.
Ternyata Florey sama entusiasnya seperti Chain dan mereka segera mulai riset pada titik Alexander Fleming tidak bisa terus, karena kekurangan pengetahuan mengenai hal itu.
Baca juga: Tak Perlu Beli, Antibiotik Bisa Dibuat Sendiri dengan Bahan Alami
Memang harus diakui bahwa ilmu kimia tahun 1938 sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya. Misalnya cara pengeringan pada titik beku sudah ditemukan.
Dengan bantuan metode itu Dr. Chain akhirnya tahun 1940 berhasil untuk membersihkan dan mengisolir penicillin, biarpun pada permulaan juga menemui kesulitan.
Tikus yang berjasa
25 Mei 1940 Proses Florey dan Dr. Chain menginjeksi delapan ekor tikus dengan dosis streptokok yang absolut mematikan. Empat dari tikus yang sudah diinfektir itu diberi penicillin yang sudah dikonsentrir dan dibersihkan itu lalu dimasukkan dalam kandang tersendiri. Yang empat di biarkan begitu saja.
Lalu kedua sarjana itu duduk semalam suntuk menunggu kandang-kandang tikus itu. Mereka hampir tidak bernafas karena tegang. Setelah beberapa jam mereka sudah melihat hasilnya. Tikus penicillin masih segar, yang lain mulai loyo. Keesokan harinya tikus penicillin masih berlari-lari seperti tidak ada apa-apa, yang lain sudah mati.
Untuk lebih pasti eksperimen itu dilakukan lagi dengan 50 ekor tikus. Duapuluh empat tetap hidup berkat perawatan dengan penicillin. Pada saat itulah Professor Florey dan Dr. Chain mengadakan hubungan dengan Alexander Fleming.
Semua ramalannya tentang penicillin telah menjadi kenyataan. Bersama dengan penemunya mereka kini mau memperkenalkan obatnya yang hebat kepada dunia.
Ketiga ilmiawan itu merupakan suatu trio yang luar biasa. Tidak ada yang mau lebih menonjol di atas yang lain. Juga tidak ada yang mau mengambil untung untuk dirinya sendiri. Tiga-tiganya secara tulus iklas ingin membantu umat manusia.
Akhir tahun 1940 umat manusia lebih memerlukan obat, seperti penicillin. Sekali lagi Eropa masuk dalam kancah peperangan. Cedera yang disebabkan senjata modem jauh lebih hebat dibandingkan dengan perang dunia I. Dan ilmu pengetahuan masih tetap tidak berdaya menghadapi infeksi.
Orang pasti berpikir bahwa sekarang tiba waktunya lembaga ilmiah dan negara untuk menyediakan dana bagi produksi besar-besaran antibiotika itu.
Ternyata dugaan itu meleset. Percobaan dengan 58 ekor tikus belum merupakan bukti tentang kehebatan bahan baru itu. Lembaga-lembaga negara Inggeris menolak untuk memberi bantuan. Perang menghabiskan semua dana dan menurut perhitungan belum ditemukan jalan untuk membuat penicillin secara- besar-besaran.
Home-made penicillin
Sungguh sinis bahwa pada saat itu banyak serdadu harus mati karena infeksi. Namun Fleming, Florey dan Chain tidak mau menyerah kalah. Mereka dengan susah payah memproduksi "home-made" penicillinnya "seperti dokter hutan" kata seorang rekan secara mengejek.
Tak heran kalau hasilnya hanya sedikit sekali. Namun 1941 mereka toh merasa sudah mempunyai persediaan cukup untuk membantu satu pasien.
Pebruari 1941 mereka menemukan suatu pasien yang cocok di Oxford: seorang polisi yang keracunan darah dan sudah dirawat dengan semua obat yang ada, dan waktu itu sudah menunggu ajalnya.
Tanggal 12 Pebruari 1941 polisi yang sudah dengan satu kaki dalam kubur itu, diberi injeksi penicillin pertama. Injeksi ini diulangi setiap tiga jam. Setelah 24 jam keadaannya sudah berubah dengan dramatis.
Baca juga:Jorok! 6 Perabotan di Kamar Hotel Ini Merupakan Bagian yang Paling Dipenuhi Kuman dan Bakteri
Luka-lukanya tidak mengeluarkan nanah lagi, panasnya turun. Namun ketika keadaan pasien tambah baik, persediaan penicillin tambah tipis.
Sekarang tidak bisa disangsikan lagi bahwa obat baru itu telah menyelamatkan jiwa polisi tersebut. Tetapi obatnya sudah habis. Kultur yang dibuat dalam Universitas Oxford tidak cukup untuk meneruskan perawatan itu. Polisi tersebut meninggal tanggal 15 Maret.
Bantuan dari Amerika
Alexander Fleming dan team ahli dari Oxford menjadi bimbang. Mereka tahu artinya penicillin bagi diri sendiri, tetapi apa pentingnya untuk ilmu pengetahuan. Hanya percobaan pada 58 ekor tikus dan satu manusia, yang malahan meninggal juga.
Tidak ada orang yang mau mengerti bahwa orang itu meninggal karena kekurangan penicillin dan bukan karena penicillin itu sendiri. Tidak ada lembaga pemerintah yang bisa memberi subsidi atas dasar hasil ini, padahal tanpa uang penyelidikan tidak bisa dilangsungkan lebih lanjut.
Fleming, Florey dan Chain kini bertekad untuk tidak mencari dana di Eropah lagi, tetapi memalingkan diri kepada Amerika. Bulan Juni 1941 Prof. Florey pergi ke Amerika dan musim gugur tahun itu juga Lembaga Rockefeller sudah memberi bantuan keuangan yang besar.
Musim panas 1942 sudah dihasilkan demikian banyak penicillin sehingga perawatan demonstrasi pertama sudah dapat dilakukan. Permulaan 1943 di Amerika produksi penicillin secara besar-besaran sudah dimulai.
Mula-mula tempat produksi di Peoria, Amerika Barat Tengah, hanya bisa menghasilkan 400 juta unit penicillin dalam waktu 5 bulan. Namun dengar bertambah banyaknya korban dalam perang dunia II, lebih banyak orang yang berhasil diselamatkan karena antibiotika lebih banyak ahli yang menyediakan diri untuk mempercepat produksi penicillin.
Apa yang selama 10 tahun mutlak tidak mungkin, kini dilakukan seperti sesuatu yang memang seharusnya. Bulan Desember 1943 Amerika menghasilkan 9,2 milyar unit penicilin dalam waktu 4 minggu.
Baca juga: Seberapa Sering Wanita Harus Mengganti Pembalut Agar Bebas dari Risiko Infeksi?
Untuk membuktikan kehebatan penicillin, mungkin angka-angka ini bisa memberi bukti yang jelas. Kalau selama perang dunia I dari 100 serdadu yang mendapat cedera pada kaki rata-rata 70 harus diamputasi kakinya supaya jangan meninggal karena infeksi dalam perang dunia II dengan perawatan penicillin hanya 20 dari 100 yang harus mengalami nasib yang sama.
Dijatah
Selama perang masih berkecamuk semua penicillin dimonopoli oleh tentara Sekutu. Bahkan setelah perang usai, obat itu masih harus dijatah. Obat itu nilainya seperti emas. Waktu itu tidak ada orang yang bisa membayangkan bahwa pada suatu hari orang pilek saja sudah bisa dirawat dengan penicillin.
Prof. Alexander Fleming, Prof. Howard Florey dan Dr . Ernst Boris Chain tahun 1945 mendapat hadiah Nobel untuk kedokteran. Sampai akhir hayatnya Fleming dibanjiri dengan bintang- bintang dan penghargaan. la juga sudah diangkat menjadi ningrat.
Baca juga: Mematikan, Berbahaya dan Penuh Bakteri, Pulau Ini pun Dikarantina Hingga hampir 50 Tahun
Namun orang Skotlandia itu tetap seperti sebelumnya, seorang ilmiawan yang rajin, penuh dedikasi dan cerdas. la sama sekali tidak mabuk kemenangan dan hanya tetap ingin bekerja untuk meringankan penderitaan para orang sakit.
Penicillin tidak membuat dia bertambah kaya. la telah mengumumkan penemuannya tanpa minta patent sebelumnya. la tidak menerima sepeserpun dari perusahaan-perusahaan farmasi, yang menjadi bermilyar-milyar lebih kaya.
Sampai meninggal tanggal 11 Maret 1955 ia bekerja terus dalam laboratoriumnya yang kurang mentereng di rumah sakit St. Mary. Dan kalau ia harus memberi ceramah kepada ahli-ahli muda ia tidak pernah lupa mengucapkan pidato sebagai berikut:
Bukan saya yang menemukan penicillin, tetapi saya hanya menemukan apa yang dihasilkan oleh alam. Satu-satunya jasa saya ialah bahwa saya kebetulan melihat suatu gejala dan terus mengikutinya.
Saya menganjurkan kalian supaya jangan menyesali kekurangan, yang memang merupakan sifat dari ilmu pengetahuan: Para ahli menunggu sampai sesuatu terjadi. Anda jangan menunggu. Jangan menganggap remeh sesuatu yang tampak tidak mungkin.
Memang adakalanya hampa belaka. Tetapi kadang-kadang toh ada kebenaran yang penting. Jangan sekali-kali melakukan satu hal: membiarkan otak anda membeku karena suatu doktrin ilmiah yang dianggap benar.
Baca juga: Dapat Mengusir Bakteri Jahat, oleh Orang Zaman Dulu Yoghurt Dipercaya Bisa Membuat Umur Panjang