Dalam misi tempur UAV CH-5 juga bisa dioperasikan secara mandiri atau terintegrasi dengan drone-drone lainnya yang telah diproduksi oleh CASC, yakni CH-3 dan CH-4 karena memiliki data link dan sistem kontrol yang sama.
Mulai tahun 2017, CH-5 sudah dipasarkan keluar dan bagi negara yang berminat bisa memproduksinya sendiri berdasar lisensi dari CASC.
Negara Mesir dan Iran termasuk yang tertarik untuk membeli UAV CH-5 sekaligus kerja sama produksi.
Mesir sangat memerlukan drone Caihong karena dalam setahun bisa mendapat sejumlah serangan teror.
Drone yang diklaim CASC lebih mumpuni dibangkinkan MQ-9 Reaper itu menurut militer China sangat cocok untuk memburu teroris karena dilengkapi radar pencari sasaran pendeteksi panas tubuh manusia yang mampu menembus dinding.
Sehingga target yang bersembunyi di dalam bangunan bisa diidentifikasi dan selanjutnya dihancurkan menggunakan rudal.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR