Ingin Taklukan Kelompok Teroris ISIS? Siapkan Dana Besar dan Harus Berani Bertaruh Nyawa

Ade Sulaeman

Editor

Sejarah Asal Muasal ISIS
Sejarah Asal Muasal ISIS

Intisari-Online.com - Sebelum Barrack Obama pensiun sebagai presiden AS bulan Februari 2017 lalu, USAF ternyata sempat “dihadiahi” dengan misi tempur khusus untuk menggempur kekuatan ISIS yang bercokol di Libya.

Misi tempur itu termasuk spektakuler karena menggunakan dua pesawat pengebom strategis siluman B-2 Spirit dan terbang langsung dari pangkalannya, 509th Bomb Wing Whiteman Air Force Base, Missouri AS.

(Baca juga: Pertempuan antara ISIS dan Militer Filipina di Marawi: Ada Militan Asal Indonesia Tewas dalam Baku Tembak)

Serangan udara yang berlangsung sukses itu berlangsung pada Rabu malam 18 Januari 2017.

Tujuan utama dua pengebom B-2 strategis jarak jauh terbang nonstop menuju Libya adalah untuk menghancurkan lokasi kamp militer ISIS yang ada di kawasan kota Sirte.

Kamp yang merupakan pusat operasional dan latihan tempur pasukan ISIS itu tepatnya berada 30 mil dari pinggiran pantai Libya.

Perlu waktu penerbangan selama lebih 34 jam dari Missouri AS ke Libyadan menempuh jarak sejauh 5.700 mil sebelum akhirnya dua B-2 melancarkan serangan udaranya.

(Baca juga: ISIS Menduduki Kota Marawi, Filipina: Beginilah Sejarah Terbentuknya ISIS)

Penerbangan tempur jarak jauh yang berisiko tinggi itu juga menjadi tantangan yang sangat berat bagi dua pilot yang mengawaki masing-masing B-2 karena dibutuhkan kemampuan fisik dan mental prima.

Untuk menghantam sasaran secara rahasia dan jarak jauh itu masing-masing B-2 membawa 80 bom presisi pemandu GPS, Joint Direct Attack Munition (IDAM) yang bisa menghantam target-target khusus, pada ketinggian, angel dan waktu yang khusus pula.

Misi pengeboman kamp ISIS itu dipersiapkan secara sangat cermat dan para awak B-2 diminta untuk merekam serta mengamati akibat dari bom yang dijatuhkan.

Jika bom yang dijatuhkan gagal menghantam targetnya kedua awak B-2 diperintahkan untuk mengulangi lagi pengeboman terhadap sasarannya.

Demi mendukung misi tempur khusus sepasangB-2 itu, mesin-mesin perang yang lain juga dilibatkan.

(Baca juga: Ada ‘Gaya ISIS’ dalam Ledakan di Konser Ariana Grande yang Diduga Berasal dari Bom Bunuh Diri)

Sejumlah alutsista pendukung itu antara lain, satu pesawat UAV MQ-9 Reaper yang juga berperan memberikan bantuan tembakan menggunakan rudal AGM-114 Hellfire.

Khususnya terhadap target ISIS yang sedang berusaha melarikan diri.

Alutsista lainnya yang sangat vital adalah15 pesawat tanker KC-135 dan KC-10 yang bertugassebagai pengisi bahan bakar ulang di udara (air refueling) , dan dua kapal perang destroyer bersenjata rudal.

Tugas dua kapal perang USS Donald Cook dan USS Porter itu adalah untuk mengamankan perairan laut Mediterania yang kawasan udaranya akan dilintasi oleh dua pengebom B-2 dalam perjalanan menuju Libya.

Untuk mengerahkan pesawat-pesawat tanker dalam jumlah besar itu diserahkan kepada unit kekuatan udara 18 th Air Force dan 618th Air Operations Centeryang berpangkalan di Scott AFB, AS.

Unit kekuatan udara lainnya yang juga bertugas mengoperasikan pesawat tanker demi mendukung misi khusus B-2 adalah 305th Air Mobility Wing yang bermarkas di Joint Base McGuire Dix Lakehurst, New Jersey .

Ketika penerbangan kedua B-2 sudah tiba di atas Gibraltar proses air refueling dilaksanakan oleh pesawat KC-135dari 100th ARW, Royal Air Force (RAF) Inggris yang bermarkas di Mildenhall, Inggris.

Kontak antara sepasang B-2 dengan KC-135 dilakukan secara rahasia menggunakan sistem onlineADS-B.

Misi menghancurkan sarang ISIS langsung dari AS itu terbilang sukses meskipun militer AS harus mengeluarkan biaya lebih dari 11 juta dollar AS.

Artikel Terkait