Hati-hati! Makanan Cepat Saji Termasuk 1 dari 5 Faktor yang dapat Turunkan Nilai IQ Anak

Ade Sulaeman

Editor

Mencegah Anak Agar Tidak Ketagihan Makan Junk Food
Mencegah Anak Agar Tidak Ketagihan Makan Junk Food

Intisari-Online.com - IQ atau (Intelligence quotient) sering disebut sebagai standar kepintaran seseorang. Tidak heran banyak percaya bahwa nilai IQ adalah faktor penentu keberhasilan dalam hidup.

(Baca juga: 11 Cara Sederhana Meningkatkan IQ, Salah Satunya Bermain game)

Namun nyatanya tidak selalu. Para periset klaim belum secara definitf IQ bisa mempengaruhi kesuksesaan seseorang di masa depan. Sebab, mereka telah menemukan bahwa ada banyak faktor sepanjang hidup kita yang dapat pengaruhi nilai IQ.

Tidak percaya? Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai IQ pada kehidupan seseorang.

(Baca juga: Tak Hanya Gadis India, Gadis Filipina Ini Juga Punya Skor IQ Lebih Tinggi dari Albert Einstein dan Stephen Hawking)

1. Menyusui

Menurut Journal of Pediatrics tahun 2016, para periset memonitor pemberian ASI dan susu formula pada 180 bayi setelah 28 hari mereka lahir.

Hasilnya anak-anak yang mengonsumsi ASI tampil lebih baik dalam tes kognitif di usia 7 tahun.

2. Makan-makanan junk food

Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat mengatakan anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji sebelum usia 3 tahun terbukti memiliki skor lebih rendah pada Skala Kecerdasan Wechesler.

3. Kemiskinan

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Princeton pada 2013 menemukan bahwa fungsi kognitif seseorang bisa berkurang karena dampak langsung dari kekurangan uang atau kemiskinan.

4. Ekonomi negaranya

Dalam buku “Hive Mind” tahun 2015 karya profesor ekonomi Garett Jones yang diluncurkan, IQ suatu negara adalah indikator fundamental keberhasilan ekonomi negaranya.

5. Kreativitas tinggi

Menurut psikolog kognitif, Scoot Kaufman, Ph.D, untuk mengukut tes IQ seseorang maka akan dilihat potensi kreativitasnya tentang pemikiran yang bijaksana serta cara ia menangkap informasi.

Artikel Terkait