Intisari-online.com - Dra. Mayke Sugianto Tedjasaputra, MSi., dosen Psikologi Perkembangan Universitas Indonesia, Jakarta, menilai, kemandirian anak salah satunya ditentukan oleh faktor bawaan.
Biasanya seorang ibu mandiri akan melahirkan anak mandiri, sedangkan anak tidak mandiri berasal dari ibu tidak mandiri.
Faktor yang berpengaruh lainnya adalah faktor lingkungan, terutama lingkungan terdekat yakni keluarga.
Akan tetapi, seorang anak yang menurut segi bawaannya mandiri, kalau dibiasakan selalu dibantu dan dilayani oleh keluarganya dapat saja berubah menjadi tidak mandiri.
Orangtua yang bersikap selalu membantu anaknya umumnya bukannya tanpa pertimbangan. Seorang anak yang lahir dengan kondisi fisik lemah akan lebih sering dibantu dibandingkan dengan anak yang lahir sehat.
Tindakan serupa akan dilakukan pada anak kurang cerdas, atau terkena penyakit bawaan, seperti penyakit asma atau jantung.
(BACA JUGA: Ketahuilah, Bukan dari Ayah, Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu!)
Mayke juga melihat adanya korelasi antara tingkat kemandirian anak dengan urutan kelahiran. Anak sulung biasanya kurang mandiri dibandingkan dengan anak bungsu.
Yang melatarbelakangi, karena saat si sulung lahir orangtua baru itu belum cukup berpengalaman. Anak sulung jadinya lebih banyak diperhatikan, dilindungi dan dibantu.
Pola asuh keluarga juga berpengaruh. Anak yang terlalu dilindungi dan banyak dibantu, biasanya rapuh kepribadiannya.
Misalnya, orangtua sering tidak sabar melihat anak tidak dapat dengan cepat mengikatkan tali sepatu atau mengancingkan baju.
Maka, lebih baik orangtua memilihkan peralatan yang sederhana dan mudah dipakai, seperti baju kaus tanpa kancing, atau sepatu yang hanya menggunakan strap.
(BACA JUGA: Ajaran Ki Hadjar Dewantara Diadopsi Finlandia)