Intisari-Online.com - Meski sering dikatakan bahwa pria cenderung lebih mudah mendapatkan pasangan baru setelah bercerai. Namun dalam masa-masa awal setelah perceraian, dimana masing-masing harus hidup sendiri, wanitalah yang justru lebih berani untuk hidup mandiri.
Mayoritas 75 persen menjelaskan mereka lebih memilih untuk hidup sendiri, meraih sukses, dan menjadi bahagia. Namun, hanya 58 persen responden pria yang memiliki tujuan hidup positif setelah pernikahan resmi tuntas.
“Kaum pria yang telah menikah dan bakal bercerai cenderung lebih takut hidup sendiri, meskipun pria kuat berprinsip, pernikahan satu kali seumur hidup. Pria memiliki usaha yang lebih tinggi dalam memperjuangkan hubungan,” terang Schwartz.
“Sementara, wanita merasa bahagia adalah bonus dari kehidupan pernikahan. Selain itu, mereka lebih berani untuk hidup mandiri,” imbuhnya.
Situasi lain yang muncul pasca perceraian adalah saling menyalahkan satu sama lain atas karamnya biduk rumahtangga.
Tingginya angka perceraian dewasa ini, sebuah badan layanan hukum, AVVO, mengadakan survei terhadap 2.000 responden pria dan wanita. Mereka mempelajari dampak dari perceraian terhadap kebahagiaan hidup responden di tahap selanjutnya.
Hasilnya, 64 persen responden wanita menyalahkan mantan suami atas perceraian. Sementara itu, hanya 44 persen responden pria yang menunjukan mantan istri sebagai pihak yang bersalah.
Lalu, mengapa banyak wanita yang melemparkan kesalahan pada mantan suami?
Menurut Pepper Schwartz, Ph.D., seorang seksolog dan profesor sosiologi di University of Washington, mengatakan bahwa kondisi itu terjadi karena alasan jender.
“Banyak wanita yang merasa bahwa menyalahkan diri sendiri membuat mereka lemah dan tidak memotivasi. Sebaliknya, pria merasa tidak maskulin ketika mereka menyalahkan mantan istri,” jelas
Kemudian, survei juga memberikan catatan bahwa wanita adalah pihak yang paling berbahagia setelah perceraian, ketimbang pria.
Berdasarkan survei, sebanyak 73 persen responden wanita mengaku bahwa mereka tidak menyesali perpisahan. Lalu, hanya 61 persen pria merasa jauh lebih bahagia setelah perceraian.
Sayang sekali, AVVO tidak memaparkan efek dari saling menyalahkan pada kehidupan para pasangan setelah status beralih menjadi mantan.
(Lusina/kompas.com)