Intisari-Online.com – Barangkali tidak ada penduduk lereng gunung mana pun yang memiliki sistem kepercayaan terhadap gunung begitu paripurna dibandingkan dengan warga lereng Gunung Merapi.
Buat mereka keberadaan Merapi itu tidak hanya gejala panjang geologis, tapi karena proses alam yang adikrodati. Di sana ada kehidupan, karena ada yang menggerakkan.
(Baca juga:Ternyata, Banyak Kepercayaan Mistik yang Selalu Mewarnai Tugas Dan Operasional TNI)
Eyang Merapi – begitu warga lereng Merapi menyebutnya – menugaskan makhluk halus yang disebar di berbagai arah guna menjaga keselarasan alam.
Mereka punya nama, tugas dan bahkan tanggung jawab berat, yaitu menjaga kelangsungan alam.
Berikut ini 9 tokoh lelembut penghuni Merapi yang dipercaya ada, bahkan beberapa di antaranya sering dipuja-puji dalam upacara labuhan Keraton Yogyakarta.
Eyang Rama dan Eyang Permadi. Dua makhluk halus kakak-beradik ini dipercaya sebagai danyang gunung – tokoh utama seluruh lelembut penghuni Merapi.
Mereka pegang pucuk pimpinan, penguasa gunung yang juga masyur dengan sebutan EyangMerapi.
Nyai Gadung Melati. Dia pimpinan dedemit wanita berseragam warna gadung melati atau hijau daun.
Konon tugasnya memelihara kesuburan dan kehijauan segala tanaman gunung.
Kartadimejo. Sebagai komandan pasukan makhluk halus sekaligus penjaga ternak dan satwa gunung, tokoh ini cukup dikenal akrab penduduk.
Di samping sebagai gembala, dialah yang mendatangi penduduk untuk memberi tahu kapan tepatnya Merapi meledak.
(Baca juga:Gerombolan Kera Menyerang Warga Lereng Gunung Merapi dan Merbabu)
Kiai Petruk. Namanya seperti tokoh wayang. Tapi setan satu ini kelewat masyhur dan jadi tokoh dambaan penduduk di saat-saat kritis Merapi.
Di pundak Kiai Petruk inilah keselamatan penduduk lereng gunung tergantung.
Lewat mimpi dia sering berdialog dengan penduduk – menjelaskan cara-cara bagaimana menyelamatkan diri menghindari banjir lahar dan hujan abu.
Eyang Antaboga. Pimpinan makhluk halus di dasar gunung mengemban tugas paling berat.
Yaitu menjaga keseimbangan gunung agar tak melorot dan tenggelam ke bumi.
Eyang Megantara. Pimpinan setan di pucuk gunung, bertugas menjaga keseimbnagan cuaca.
Konon, dedemit ini berkendaraan kuda terbang melayang di atas gunung dan sesekali memperlihatkan diri kepada penduduk.
Itu sebabnya perlengkapan sesaji labuhan Keraton Yogya, kadang perlu mempersembahkan pakaian kuda yang terkenal disebut Kiai Cekatak.
(Baca juga:Misteri Mimpi: Refleksi Kehidupan Sehari-hari dan Pertanda untuk Masa Depan)
Kiai Wola-Wali. Dedemit penjaga teras keraton Merapi.
Kiai Sapuangin. Pimpinan roh halus khusus mengatur arah dan lambat cepatnya deru angin gunung.
Eyang Sapujagad. Dia adalah pemuka makhluk halus penunggu kawah Merapi sekaligus kunci penentu meletus tidaknya gunung.
Maka demi keselamatan raja dan ketenteraman rakyat Mataram, setiap tahun Keraton Yogyakarta mengadakan ritual labuhan yang ditujukan kepada Eyang Sapujagad berikut bawahannya seperti Kiai Kucing Wesi, Branjang Kawat dan lain-lain.
Demikian sembilan tokoh makhluk halus penghuni Merapi menurut keyakinan penduduk. Jelas mereka tak tampak mata, tapi betul-betul diyakini ada bukan dalam konsep semata. Boleh percaya, tidak pun tak dilarang.
(Disarikan dari Majalah Intisari edisi April 1992)