Intisari-Online.com – Ahli-ahli sejarah dimasa-masa yang akan datang boleh mengatakan bahwa runtuhnya Hitler sudah dimulai semenjak “Pemberontakan anak-anak" berkecamuk di Yugoslavia. Demikian pendapat Dr. Rene Kraus dalam bukunya “Europe in Revolt", terbitan Mac Millan-New York tahun 1942.
Waktu itu Yugoslavia dipimpin oleh pengkhianat Stoyadinovic yang telah mentah-mentah menyerahkan negara dan bangsanya kepada Hitler. Dengan perkataan lain, pimpinan yang korup itu telah menjual bangsanya kepada Nazi Jerman.
Belum lagi puas, Stoyadinovic memaksa supaya rakyat Yugo ikut “bersukacita” atas hasil transaksi tersebut. Antara Iain dengan memerintahkan supaya semua ruang sekolah dihias dengan gambarnya sang Fuehrer.
Tindak-tanduk Stoyadinovic ternyata menimbulkan reaksi yang tidak pernah diduganya sama sekali. Anak-anak laki-Iaki dan perempuan Yugo, bangkit paling dulu dari paksaan Stoyadinovic. Gambar-gambar Hitler yang tadinya dipasang pada dinding ruangan sekolah-sekolah, dicabik-cabik sampai menjadi keping-kepingan.
Papan tulis ditulis dengan aneka kecaman terhadap pemerintah boneka. Tembok-tembok sekolah dicorat-corat dengan karikatur-karikatur Hitler dan Stoyadinovic; Perdana Menteri Stoyadinovic naik pitam. Semua sekolah diperintahkan tutup.
Namun anak-anak Yugo tidak mati kutu, malahan tertawa "secara tidak mengenal kasihan sebagaimana yang hanya dapat dilakukan oleh anak-anak". Mereka bukan saja menolak untak mentaati perintah siboneka Nazi, malahan meningkat aksinja menjadi "mogok duduk”.
Mereka mendnduki gedung-gedung sekolah dan mengadakan baricade. Stoyadinovic semakin kalap dan mengancam akan menghancurkan gedung-gedung sekolah itu. Untunglah Pangeran Wali Paul mencegah perbuatan biadab yang pengecut itu.
Bocah-bocah yang baru berumur 9 - 10 tahun itu pun tidak menjadi padam semangatnya. Mereka meninggalkan gedung-gedung sekolah dan turun ke jalan-jalan. Pamfiet-pamflet yang dituiisi dengan tangan, dibagi-bagikan kepada rakyat.
Isinya menyerukan supaya rakyat Yugo bangkit dan ikut menentang Nazi. Aksi heroik anak-anak yang masih bau popok itu berlangsung di jalan-jalan utama kota Belgrade, di tengah-tengah kesibukan hidup.
Gembong pengkhianat Stoyadinovic, juga tidak mau mundur. la langsung memimpin pasukan polisi untuk memadamkan “pemberontak-pemberontak cilik” itu. Namun anggota-anggota kepolisian Yugo menolak menggunakan pentung karet dan sangkur, terhadap musuh-musuh Stoyadinovic yang hanya bersenjatakan bola salju.
Dan sebagian besar anggota-anggota kepolisian, anak-anaknya pun turut serta dalam kesatuan bocah-bocah patriotik itu.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR