Kepada sekertarisnya (Fain) Napoleon pernah berkata, bahwa kemurkaannya sering dipertimbangkannya terlebih danulu yaitu untuk menanam ketakutan. “Kalau tidak, mereka akan menggigit tanganku sendiri". Kata-kata “sahabat” dan “persahabatan" tak ferdapat dalam kamusnya.
Napoleon mengatakan tentang dirinya sendiri: “Dalam diriku terdapat dua manusia : yang satu menuruti pikirannya, yang lain hatinya.”
Ratunya yang pertama, Josephine berkata, “Orang akan menilai dia lebih baik, bila ia tidak menekan dan mengekang perasaannya. Menuruti perasaan dianggapnya sebagai tanda kelemahan.”
Mempesonakan
Diantara orang-orang yang pernah bertemu dengan Napoleon, sedikit sekali yang tidak terpesona oleh pribadinya yang luat biasa, yang formidable.
Inipun ternyata ketika ia dalam tahun 1815, setelah dikalahkan, menaiki tangga kapal yang akan membawa dia ke pembuangan (St. Helena). Dalam waktu dua hari ia sudah berhasil menawan hati Kapten, para perwira lain dan awak kapal Inggris itu, hingga pimpinan Armada Inggris menjadi khawatir.
Kata Lord Admiral Lord Keith, “Bila Napafeon dapat bertemu dengan Seri Paduka (Raja Inggeris) saja khawatir bahwa dalam waktu setengah jam mereka akan menjadi sahabat terkarib di seluruh tanah Inggeris.”
Meskipun menurut ukuran orang Eropah Napoleon termasuk orang yang bertubuh kecil, namun kehadirannya senantiasa menarik pethatian. Menurut Meneval, salah seorang sekretarisnya, “bentuk dan garis pada kepalanya tak kurang indah-indahnya daripada patung yang terindah pernah ditinggalkan oleh senipahat Yunani atau Rumawi".
Madame Remusat memberi penilaian yang bersamaan, “Keningnya, letak matanya, garis hidungnya, semua memiliki keindahan klasik.”
Penulis Chateaubriand meninggalkan kesan berikut tentang pertemuannya yang pertama kali dengan Napoleon, “Senyumnya indah dan manis ; matanya mengagumkan, terutama karena letaknya dibawah keningnya dan harmoninya dengan alisnya.”
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR