Advertorial
Intisari-Online.com – Pada Century I Quatrain 60 Nostradamus menjelaskan, bahwa seorang kaisar akan lahir di suatu tempat dekat Italia.
Demi, kemasyhuran ia akan meminta korban sangat besar dalam gaya memerintah yang sangat kejam. Ia lebih mirip algojo daripada seorang priayi berdarah biru.
Berdasarkan ini, para analis mereka-reka waktu dan tempat yang dimaksud. Periode krisis pertama adalah kepanikan di sekitar Perang Dunia I.
Dirunut dari tempat lahirnya, Napoleon Bonaparte tepat dilahirkan di Pulau Corsica, dekat Italia.
Dialah salah satu dari 3 orang yang bertanggung jawab akan meletusnya picu Perang Dunia.
Pada Century II Quatrain 24 Nostradamus malah menyebut secara eksplisit nama "Hister" sebagai penarik picu kedua. Dan sejarah telah berbaik hati menyajikan bukti, bahwa Hitler-lah orangnya.
Baca juga: Begini Ramalan Nostradamus pada 2017: China Menguat, AS Melemah, Teroris Ancaman Terbesar
Sedangkan sebagian dari 27 tahun "masa-masa gawat" menjelang akhir millennium adalah Perang Dunia III. Diawali dengan akhir sengketa Mesir - Israel tahun 1973, embargo minyak oleh OPEC, krisis energi besar-besaran, resesi berkepanjangan, sampai kedatangan "The Great King of Terror" (Century I Quatrain 16) yang dibarengi bencana alam di sebagian dunia.
Jelasnya, Sang Raja Teror akan muncul di Benua Asia (Century X Quatrain 75), dalam masa-masa di sekitar pertemuan antara planet Aries, Yupiter, dan Saturnus (Century I Quatrain 51).
Analisa John Hogue atas waktu yang ditunjuk adalah tanggal 2 September 1995. Berarti pertemuan kedua planet-planet tersebut, setelah pertemuan pertama berlangsung pada 13 Desember 1702.
Meskipun, tanda pada Century lain juga disebutkan perkiraannya, yakni antara akhir 1986 sampai 1999.
Sedangkan nama yang disebut dalam Century II Quatrain 62 adalah "Mabus". Melihat asal kemunculannya di Asia, kesimpulannya jadi sederhana: ia seorang tokoh di Timur Tengah.
Mungkin dengan nama mirip dia (Mabus-Malus), atau berkarakter seperti yang tersirat dalam nama ini. Soalnya, Malus dalam bahasa Latin berarti orang jahat.
Melihat kesesuaian dengan konteks zaman, pengertian jahat bisa berarti seorang teroris, tokoh pembangkang, atau pembawa panji ideologi oposisi.
Perekaan para ahli sekurang-kurangnya oleh Cheetam dan Hogue – sampai pada tokoh semacam almarhum Khomeini (yang disebut Nostradamus dalam Century II Quatrain 2 sebagai pemimpin di tanah pengasingan yang menjungkalkan pemimpin lain yang "berkepala biru"), Khaddafi (Nostradamus menjulukinya Pangeran Afrika), Abu Nidal, atau Abu Abbas yang bertanggungjawab atas pembajakan kapal pesiar Achille Lauro, tahun 1985.
Namun, melihat situasi Timur Tengah sepanas sekarang, Saddam Hussein masuk sebagai calon paling potensial.
Bahkan tanda-tandanya sudah dipelajari media massa Barat, tatkala minggu pertama bulan Juni 1990, Majalah US News and World Report menyajikan laporan utama tentang kekuatan Irak dengan menyebut Saddamsebagai "Manusia paling berbahaya di dunia".
Baca juga: Melalui Ramalan Jayabaya, Sultan Hamengku Buwono IX Sudah Memprediksi Datangnya Kemerdekaan RI
Benar saja; karena 2 bulan sesudah. itu, kapak invasi Saddam tertancap di Kuwait. Sejak itulah, krisis terburuk Timur Tengah membawa keprihdtinan ke seluruh dunia.
Semoga ramalan itu meleset
Segala yang telah berlalu akan terus bergulir bersama dengan putaran waktu. Timur Tengah nyatanya tak pernah sepi dari gejolak. Analisis politik dan militer, agaknya melihat bahaya yang sama dengan analisis para peramal.
Ketika laporan tentang kantung-kantung senjata memasukkan juga unsur senjata kimia, bunyi genderang perang makin terngiang.
Detak-detak bahaya semakin terasa. Ketika orang membuka kembali History of the Third World. War, ataupun menggabungkannya dengan tulisan lain dengan visi dan pendekatan lain semisal Patterns oi Prophecy karya Alan Vaughan (1984).
Baca juga: Ramalan: Tahun 2032 Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi Nomor 10 Dunia
Vaughan menyelipkan 1 paragraf ramalan karya biarawan Polandia (1790) yang disadur ke dalam bahasa Jerman pada 1848.
Yang jelas sekali menunjuk tahun-tahun munculnya berbagai peristiwa besar: Perang Dunia II pada 1938, perdamaian dunia seusai "Perang Teluk" pada 1986 (tapi disebut Nostradamus hanyalah sebagai pemantik api PD III), komet indah yang akan muncul pada 1988 (meski keliru, karena Halley muncul pada 1986), serta gempa bumi universal yang memorakporandakan sebagian Italia, Portugal, dan Spanyol tahun 1996.
Atau pula karya-karya ilmiah-kontemplatif semisal Brave New World oleh Aldous Huxley (1932), maupun The Shape of Things to Come karya HG Wells (1933) yang lebih ngepop, dan versi filmnya pernah dibikin Alexander Korda pada tahun 1936.
Beberapa - bahkan semuanya - bisa saling dihubungkan. Sama halnya -peristiwa-peristiwa lain yang pernah terjadi. Hanya masalahnya, betapa sulit menafsirkan sebuah ramalan : apa pun bentuknya - yang menunjuk ke- peristiwa masa depan
Terus terang, secanggih-canggihnya kita menafsirkan, tak akan benar selagi buktinya belum ada.
Jadi, benarkah Saddam Hussein adalah Sang Mabus, dan haruskah kita tunggu sampai bukti itu ada? Einstein tak perlu harus menunggu bom atom meledak untuk membuktikan teorinya. Sayang, kemajuan teknologi tak bisa mengikuti imajinasi dalam film-film TV.
Tak ada mesin waktu yang menggelindingkan manusia sekarang ke masa nanti. Apa boleh buat, tunggu saja sampai terjadi sendiri.
Tentu sambil berharap, semoga perang teluk berakhir sampai di sini, tak usahlah merembet ke seluruh muka bumi. Sekurang-kurangnya prakiraan para peramal tak jadi terbukti. (Mayong S. Laksono)