Orang-orang yang 'dikutuk' dengan alis tipis akhirnya memutar otak supaya mereka bisa tetap tampil menawan laiknya mereka yang beralis tebal.
Mereka awalnya menggunakan kohl, sebuah cairan hitam pekat (sekarang seperti eyeliner) untuk menggambar alis mereka menjadi tebal dan berisi.
Tapi kohl mudah luntur saat terkena air dan mereka mulai menemukan cara yang lebih ekstrem yaitu membuat alis palsu dari kulit kambing.
Kulit kambing dikeringkan dan digunting serupa bentuk alis lalu ditempelkan ke wajah menggunakan getah pohon.
Tren alis mata dari kulit kambing tak bertahan lama dan mulai digantikan dengan alis buatan dari kulit tikus.
Wanita Georgia di pertengahan abad ke-18 memperkenalkan tren alis kulit tikus ini yang mendapat sambutan cukup bagus.
Wah, ternyata sejak dulu wanita memang suka merias diri meski dengan alat dan bahan seadanya.
Kalau saat ini, apakah Anda masih akan memakai alis palsu dari kulit kambing jika tak ada penemuan pensil alis?
Baca Juga: Hati-hati beli Mobil Warna Ini, Susah Lakunya Saat Dijual Lagi
Source | : | listverse |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR