Olahraga Saat Hamil Memang Baik untuk Janin, Tapi Tidak Semua Ibu Hamil Harus Berolahraga

Ade Sulaeman

Editor

Olahraga untuk ibu hamil
Olahraga untuk ibu hamil

Intisari-Online.com - Salah satu cara agar ibu hamil tetap sehat dan bugar selama masa kehamilannya adalah dengan berolahraga secara teratur.

Sebenarnya olahraga untuk ibu hamil bisa dilakukan sejak awal kehamilan. Jadi, seorang ibu hamil bukan berarti tidak boleh melakukan apa-apa.

(Baca juga: Bidan Muda Ini Arungi Lautan demi Menolong Ibu Hamil, Hanya Digaji Rp360 Ribu per Bulan)

Boleh, tapi frekuensinya dikurangi dan jenis olahraga yang dipilih sifatnya low impact.

Baik untuk persalinan

Mengutip penelitian dari American Academy of Pediatrics, ibu hamil yang rajin berolahraga akan memiliki anak dengan tingkat IQ yang lebih tinggi.

Karena ketika berolahraga jantung akan memompa darah lebih cepat sehingga oksigen yang diterima si bayi lebih banyak dan maksimal.

Sementara menurut penelitian dari American College of Obstetricians and Gynecologists, ibu hamil yang berolahraga, khususnya jalan pagi dan senam, bisa menghadapi persalinan normal dengan cepat dan mudah. Sebab, kedua olahraga ini membantu pernapasan dan memperkuat otot panggul.

(Baca juga: 3 Olahraga saat Hamil Ini Tak Hanya Bikin Bugar, Tapi Juga Ampuh Hilangkan Stres)

Tidak semua ibu hamil

“Olahraga paling mudah adalah jalan pagi. Jika ingin lebih, mereka bisa mengikuti senam ibu hamil,” ungkap dr. Lilia Mufi da, SpOG (K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care.

Menurut Lilia, ada beberapa jenis olaharaga yang disarankan untuk ibu hamil. Seperti stretching (perenggangan), senam kegel (bagian panggul), senam, yoga, renang, dan jalan pagi. Khusus untuk senam, dilakukan pada usia kehamilan di atas 28 minggu dan untuk persalinan normal.

Tapi Lilia mengingatkan jika beberapa jenis olahraga di atas merupakan pilihan. Tidak semua ibu hamil disarankan melakukannya.

Misalnya untuk ibu hamil dengan kondisi plasenta tertutup atau memiliki penyakit, maka ia tidak harus melakukan olahraga tersebut.

Untuk ibu hamil yang sehat atau tidak memiliki riwayat penyakit, juga tidak boleh sembarangan berolahraga. Sebab, olahraga dilakukan jika kondisi bayi juga sehat.

Semisal bayi sungsang, maka ibu hamil tidak boleh melakukan senam, yoga, atau renang. “Tapi perenggangan dan jalan masih boleh,” ucap Lilia.

Oleh karena itu, sebelum berolahraga, sebaiknya ibu hamil memeriksa kehamilannya. Untuk perenggangan, jalan, dan renang, jika merasa tidak enak badan dan sedang lelah, tidak apa-apa berhenti sejenak.

Sementara untuk senam, dokter akan memeriksa tensi darah dan nadi ibu dan memeriksa denyut jantung bayi dengan Doppler.

Mengingat pentingnya olahraga bagi ibu hamil, Lilia menyarankan durasi olahraga ibu hamil disarankan minimal tiga kali 20 menit seminggu. “Boleh 30 menit asal tidak diforsir,” lanjutnya.

Senam juga bisa dilakukan di rumah jika ibu hamil sedang sibuk. Tetapi usahakan hadir satu kali dalam kelas senam yang diprogram oleh dokter dan rumah sakit.

Ini berguna agar ibu mengerti tahap-tahap dari senam ibu hamil dan tidak salah dalam melakukannya.

(Pernah dimuat di majalah Intisari edisi Maret 2017)

Artikel Terkait