Advertorial

Dahsyatnya Perang Psikologis: Saat Mesir Ditaklukkan Persia Hanya Gara-gara 'Kucing'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Serangan Persia ini, menurut Herodotus, disebabkan karena kemarahan Cambyses setelah ditipu oleh penguasa Mesir, Amasis.
Serangan Persia ini, menurut Herodotus, disebabkan karena kemarahan Cambyses setelah ditipu oleh penguasa Mesir, Amasis.

Intisari-Online.com- Pertempuran Pelusium adalah pertempuran historis penting yang terjadi pada abad ke-6 SM.

Tepatnya saat orang-orang Mesir kalah telak dari Persia dan menjadikan Persia penguasa baru di negeri itu.

Pelusium menjadi contoh pertama pelaksanaan dari apa yang disebut sebagai peperangan psikologis.

Hal ini dilakukan oleh Cambyses II dengan memerintahkan prajuritnya untuk melukis kucing di perisai perang mereka.

Baca Juga:Inilah Serda Ambar, Paspampres Cantik Asal Sidoarjo yang Curi Perhatian Warganet Indonesia

Mengapa memakai gambar kucing adalah jelas, karena bangsa Mesir menyembah kucing sebagai simbol dewi Bastet.

Hal itu pun terbukti berhasil.

Orang Mesir, yang tidak mau menyakiti kucing suci akhirnya dipaksa untuk menyerahkan kota mereka ke Persia.

Invasi Persia di Pelusium

Baca Juga:Tutupi Jaket Dengan Bendera Saat Terima Medali, Atlet Asian Games China Ini Diduga Punya Motif 'Menghebohkan'

Pelusium adalah kota Mesir yang penting di tepi timur Delta Sungai Nil.

Pada zaman kuno, ini adalah pintu gerbang dari timur ke Mesir.

Oleh karena itu, Pelusium sangat signifikan dari sudut pandang militer, dan setiap penakluk Mesir dari Timur harus terlebih dahulu menguasai kota ini.

Serangan Persia ini, menurut Herodotus, disebabkan karena kemarahan Cambyses setelah ditipu oleh penguasa Mesir, Amasis.

Baca Juga:Kalah dalam Perang Vietnam, AS Terpaksa Buang Puluhan Helikopter ke Laut, Kenapa?

Cambyses sebelumnya telah meminta anak perempuan Amasis untuk dinikahi dan dijadikan selir.

Namun Amasis yang tak ingin anaknya dijadikan selir tetap menyetujui permintaan ini, meski dia melakukan penipuan.

Amasis menyamarkan Nitetis, putri dari penguasa sebelumnya, Apries, dan berpura-pura menjadikannya putrinya sendiri untuk kemudian dikirim ke Cambyses.

Namun Nitetis sendirilah yang mengungkapkan tipuan Amasis.

Baca Juga:Kontingen Malaysia Klaim Alami Keracunan Makanan di Perkampungan Atlet Kemayoran

Hal itu membakar amarah Cambyses dan segera memutuskan untuk menyerang Mesir.

Peperangan psikologi Cambyses

Ketika Cambyses tiba di perbatasan timur Mesir, Amasis telah meninggal, dan putranya, Psammenitus (Psamtek III) adalah penguasa baru Mesir.

Untuk melawan misil yang ditembakkan oleh Mesir, Cambyses menempatkan berbagai hewan sakral Mesir di perisainya.

Baca Juga:Diklaim 100% Buatan Sendiri, Jet Tempur Iran Terbaru Justru Mirip Jet Tempur F-5 Tiger AS

Hewan-hewan itu termasuk kucing, anjing, ibes dan domba.

Karena tidak ingin menyakiti (meski hanya gambar), orang Mesir pun menghentikan serangan mereka.

Sebagai strategi psikologis, taktik itu pun berhasil mendatangkan kemenangan untuk Cambyses.

Baca Juga:Mega Proyek Malaysia-China Bikin Makin Bangkrut, Inilah Kebijakan yang Diambil PM Malaysia

Artikel Terkait