Advertorial
Intisari-Online.com- Pertempuran Laut Salamis pada 29 September 480 SM merupakan pertempuran penting selama Perang Persia.
Tepatnya saat Yunani mengalahkan angkatan laut Persia.
Setelah kemenangan Persia di Artemisium dan Thermopylae, raja Xerxes melanjutkan ke Athena, yang berhasil ditaklukkannya pada hari-hari terakhir bulan September 480.
Sementara itu, angkatan laut Yunani, yang berhasil lolos dari Artemisium, tinggal di pulau Salamis, di seberang Athena.
Baca Juga:Bukan Dokter, Pria Ini Nekat Lakukan Operasi Darurat Pada Kaki Istrinya Tanpa Anestesi
Kehadiran musuh yang dekat dengan Phaleron, pelabuhan Athena, menciptakan masalah strategis bagi Persia.
Itu artinya Persia tidak dapat menggunakan pelabuhan mereka semudah yang mereka inginkan.
Namun Persia harus melakukan sesuatu karena mereka memiliki kepentingan untuk menuju ke Isthmus Korintus.
Hal itu harus melibatkan kapal-kapal pengangkut.
Oleh karena itu, penting bagi Persia untuk mengusir orang-orang Yunani dari Salamis.
Baca Juga:Ingat Tukang Becak yang Dijuluki Manusia Pohon? Begini Kondisi Terakhirnya
Rencana pertempuran Salamis
Menurut sebuah cerita oleh Herodotus yang entah benar atau tidak, laksamana Athena Themistocles berpura-pura menjadi teman Persia.
Lebih jauh, dia memancing pasukan angkatan laut musuh ke selat Salamis.
Themistocles memerintahkan seorang budak untuk mendayung ke pantai dan mengatakan kepada pihak Persia bahwa sekutu Yunani harus meninggalkan posisi mereka.
Jika Persia mau memasuki selat antara Salamis dan daratan, mereka akan dengan mudah mengalahkan orang Yunani.
Perang
Pagi hari 29 September ketika hari masih sangat gelap, orang-orang Persia mulai memasuki selat yang sempit.
Sementara itu, Xerxes menyaksikan apa yang terjadi dari bukit di dekatnya.
Persia tidak memiliki peluang untuk menang, saat malam tiba stidaknya sepertiga dari kapal Persia dikalahkan.
Setelah Pertempuran
Bangsa Persia mengalami kemunduran serius, tetapi itu jelas bukan bencana.
Orang-orang Yunani tidak mengejar pasukan Persia yang mundur, yang kemudian menduduki tempat-tempat musim dingin di Thessaly.
Keputusan nyata datang pada tahun berikutnya, 479 ketika komandan Persia Mardonius tak memiliki cukup pasukan untuk mengalahkan tentara Yunani bersatu di Plataea.
Baca Juga:Inilah Leonidas, Raja Sparta paling Terkenal yang Bertarung hingga Titik Penghabisan