Entah Sampai atau Tidak, AS Sudah Siapkan Cara Jitu Menghadapi Serangan Nuklir Korut

Moh Habib Asyhad

Editor

Simulasi penanganan korban bom nuklir AS
Simulasi penanganan korban bom nuklir AS

Intisari-Online.com -Meskipun serangan nuklir Korea Utara masih diragukan bisa mencapai daratan AS atau tidak, pelatihan menghadapi gempuran nuklir sudah diselenggarakan di sejumlah kota di AS seperti New York dan New Jersey.

Pelatihan ini dilakukan dari Senin (24/4) hingga Kamis (27/4).

Pelatihan dengan sandi Operation Gotham Shield itu merupakan gambaran bagaimana pemerintah tingkat federal di AS menyiapkan negaranya ketika berada dalam kondisi serba darurat.

(Baca juga:Yang Memanas Hubungan AS-Korsel vs Korut, kok Indonesia Ikut-ikutan Repot?)

Simulasi penanganan korban bom nuklir AS
Di kota New Jersey, disimulasikan serangan nuklir telah menghantam kawasan Lincoln Tunnel,Weehawken,yang menghubungkan dengan kota Manhattan.

Dalam simulasi itu, digambarkan ribuan korban luka dan tewas langsung berjatuhan akibat serangan nuklir yang kekuatannya setara dengan bom nuklir Korut yang berdaya ledak 10 kilo ton.

Atas serangan nuklir “pura-pura” itu pihak Federal Emergency Management Agency (FEMA) New Jersey bersama sukarelawan lokal yang sudah mendapatkan pelatihan menangani korban ledakan nuklir segera bertindak.

Simulasi penanganan korban bom nuklir AS
Para korban segera dikumpulkan menggunakan mobil-mobil ambulans sebesar bus yang sudah siaga. Mereka kemudian diangkut menuju stadion raksasa, Metlife Stadium.

Di stadium yang berada di tengah kota itu, ribuan “korban” nuklir ditampung dan ditangani dengan lekas.

(Baca juga:Martin Bormann, Sekretaris di Balik Keperkasaan Nazi dan Hitler)

Meskipun pelatihan penanganan korban nuklir itu menggunakan “pasien yang berpura-pura jadi korban”, sejumlah fasilitas medis dan berupa unit-unit kesehatan dari Hackensack University Medical Center dilibatkan.

Simulasi penanganan korban bom nuklir AS
Sekadar informasi, tujuan utama pelatihan ini adalah untuk mengasah pematangan rencana, prosedur yang benar, ketersedian perangkat medis untuk menangani korban nuklir, dan kesabaran dalam penanganan korban saat kondisi darurat tiba.

Khususnya, cara penanganan korban yang telah terpapar radiasi nuklir dengan menggunakan ambulans yang dirancang khusus tanpa menimbulkan kepanikan.

Serta kemampuan bekerja sama dengan unit lain seperti tim pemadam kebakaran , rumah sakit, dan lainnya.

Pelatihan penanganan korban ledakan nuklir di AS itu juga bisa diterapkan jika AS mendapatkan serangan teror dalam skala besar. Baik berupa serangan teror menggunakan senjata nuklir maupun senjata kimia.

Artikel Terkait