Intisari-Online.com –Militer Amerika Serikat dipercaya akan segera melakukan serangan langsung ke Korea Utara, sama seperti yang mereka lakukan ke Suriah beberapa waktu lalu. Banyak yang memprediksi, jika serangan tersebut benar-benar terjadi, Perang Korea yang telah lama 'mati suri' akan kembali bangkit.
Seberapa mengerikannya jika perang tersebut 'bangkit'? Mari kita menyimak ulasan tentang yang telah menyebabkan Korea Utara dan Korea Selatan bercerai tersebut:
--
(Baca juga: Korea Utara Memang Hanya Ancam AS, Tapi Bisa Jadi Justru Korea Selatan yang Dijatuhi Bom Nuklir)
Rasanya sulit dipercaya, perang Korea melibatkan 40 negara. Bahkan Jendral Douglas Mac Arthur dipecat Presiden Truman gara-gara Korea. Garis lini 38 derajat menyimpan sejuta duka. Pasukan PBB sempat kalang kabut dihantam pasukan Cina. Setelah 35 tahun berpisah, Korut dan Korsel rindu berkumpul.
Semenanjung itu letaknya di barat Asia. Persisnya semenanjung Korea berbatasan dengan Cina di utara dan Uni Soviet di ujung timur. Dua sungai besar mengalir di utara sekaligus menjadi batas negara. Di selatannya Korea menghadap ke laut Kuning dan sebelah timur laut Jepang.
Ujung selatan semenanjung ini dipisahkan oleh selat Korea terhadap Jepang. Jadi tiga negara besar sekaligus melingkari Korea yakni Cina, Rusia dan Jepang.
Dinasti Koryo
Nama Korea berasal dari nama dinasti Koryo yang memerintah seluruh wilayah sekitar abad 10-14. Dari perjalanan sejarah, negeri ini sering disebut dengan Choson yang berarti negeri indah dan damai. Luas seluruh negeri ini 220.000 Km persegi dengan sebagian besar daerah pegunungan menutupinya. Hanya seperlima Korea dataran rendah, itupun menjadi pusat produksi pertanian.
(Baca juga: Semenanjung Korea Memanas: Inilah Perbandingan Kekuatan Militer AS, China, Korsel dan Korut)
Penduduk asli Korea berasal dari bangsa Mongolia cabang Tungusic dari utara Asia. Secara tradisional struktur sosial masyarakatnya mempunyai empat kelas yaitu kaum elite, golongan agama, golongan menengah dan kaum kebanyakan.
(Siap Hadapi Gempuran AS ke Korea Utara, China Kerahkan 150 Ribu Pasukan ke Perbatasan)
Korea terkenal dengan penghasil padi, hampir 50 persen daerah pertanian ditanami padi. Setelah setengah abad Korea jaya dibawah dinasti Koryo, Jepang mulai menyusup ke sendi kehidupannya.
Sejak itulah nasib Korea mulai berubah, sampai akhirnya mengundang Rusia dan Amerika Serikat untuk berlomba senjata. Toh akhirnya Korea terkena getahnya, Korea harus dipisah.
Bisul yang pecah
Sekitar 1945-an Jepang semakin tamak mencanangkan program Jepang Matahari Asia. Tentu saja semua negara gemas terhadapnya. Menjelang akhir Perang Dunia II, Sekutu mengultimatumkan Jepang agar menyerah tanpa syarat.
Tapi Jepang keras kepala. Maka jatuhlah bom atom AS memaksa Jepang mengakhiri perangnya. Dalam keadaan seperti itu Rusia menyatakan perang terhadap Jepang yang sedang sekarat pada tanggal 8 Agustus 1945.
Pernyataan ini dinilai berbau pengecut. Di Postdam, Amerika Serikat mengusulkan agar pasukan Soviet dalam menyerang Jepang hanya sampai garis pararel 38 dan AS menangani wilayah selatan. Usul inilah rupanya yang menjadi biang terpisahnya Korea Utara dengan Selatan.
Pemerintah AS bertekad meraih Seoul. Baru tanggal 8 September AS berhasil melucuti Jepang. Mereka mendaral di Inchon dekat perbatasan, bertemulah pasukan AS dan Rusia di garis 38. Tak bisa ditahan lagi pecahlah bisul peperangan antara Amerika Serikat dan Rusia.
Uni Soviet tidak membuang waktu setelah berhasil menendang keluar Jepang. Segera wilayah Utara di Sovietisasikan, sementara itu kericuhan politik dalam negeri Korea sendiri makin genting. Tokoh perjuangan Korea Dr Syngman Rhee tiba dari pengasingan segera menjadi figur sentral dalam perdamaian Korea.
Konferensi Moskwa yang diusahakan untuk pembentukan pemerintah, ternyata gagal. Akhirnya pemilu pertama dijalankan 10 mei 1948. Sebelumnya Soviet telah menolak pemilu, ini merupakan taktik untuk menghindari penggabungan.
(Korea Utara Berhasil Meluncurkan Misil Pertamanya, Tanda Bahaya?)
Presiden pertama Korea Selatan Rhee dilantik 15 Agustus, yang segera diikuti dengan peiantikan Kim II Sung sebagai PM, sekaligus ketua partai komunis Korea Utara oleh Rusia. Kedua belah pihak saling mengklaim pemerintahan seluruh semenanjung Korea. Dengan terbentuknya kedua negara baru tersebut, berakhirlah usaha mempersatukan Korea.
Bulan Desember 1948 PBB menyerukan AS dan Uni Soviet menarik pasukannya dari Korea, keduanya mematuhi. Tapi sebelum mereka menarik diri dari negeri terpecah tersebut, telah dipersiapkan pasukan perang sebagai alat menyerang dan pertahanan. Namun Rusia jauh lebih intensif, justru tidak hanya melatih tapi juga mensuplai peralatan perang.
Sedang Amerika Serikat hanya meninggalkan senjata tua tanpa sebuah tank dan pesawat tempur. Korea Utara memiliki 200.000 tentara perang sedang Selatan hanya 95.000 tentara.
Begitulah kenyataannya hanya dalam tempo tiga hari pasukan Utara berhasil merebut kota Seoul ibu kota Korea Selatan. Pihak Utara memang memastikan dalam dua minggu seluruh semenanjung Korea dapat dikuasai.