Intisari-Online.com – Memiliki perut buncit terkadang membuat rasa percaya diri menurun. Orang bertubuh kurus atau ramping juga bisa memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi. Sebutannya Skinny Fat. Selain mengganggu penampilan, penumpukan lemak di organ perut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif dan kardiovaskuler.
(Hati-hati, Perut Buncit Dapat Memicu Kematian Dini)
Menurut Ahli gizi Jansen Ongko, Msc, RD, untuk menghilangkan lemak perut memang tidak bisa ditargetkan durasinya, tapi kita bisa mempercepat prosesnya melalui cara ini:
1. Fasted Training
Fasted training adalah melakukan latihan “dalam keadaan puasa”. Jadi, ketika kita mengonsumsi suatu makanan, maka selanjutnya makanan tersebut akan dipecah menjadi molekul-molekul sederhana di dalam tubuh.
Molekul-molekul ini akan ikut masuk ke aliran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Ketika mengonsumsi karbohidrat, glukosa yang masuk ke aliran darah dan akan memicu produksi hormon insulin untuk membantu proses penyerapan di sel. Kadar insulin dalam darah akan bertahan selama 3-6 jam, tergantung jenis makanan apa yang dikonsumsi.
Cara termudah untuk menjadikan fasted training sebagai rutinitas sehari-hari adalah dengan melakukan latihan di pagi hari sebelum sarapan. Selama tidur, kita tidak mengonsumsi apapun, sehingga tubuh menyesuaikan metabolisme seperti dalam kondisi puasa
Menurut penelitian, latihan dalam kondisi puasa akan meningkatkan aliran darah ke daerah perut, yang selanjutnya membantu membakar lemak perut lebih banyak.
2.Latihan Cardio Intensitas Tinggi (HIIT)
Latihan intensitas tinggi misalnya seperti bersepeda, berenang, berlari maupun cardio. Namun, ternyata cardio memiliki manfaat yang lebih banyak. Hasil penelitian menunjukkan, latihan cardio intensitas tinggi dengan durasi lebih pendek, lebih banyak membakar lemak daripada latihan cardio intensitas tinggi dengan durasi lama.
Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan oleh The University of Western Ontario, melakukan sprint dalam waktu singkat membakar lebih banyak lemak daripada melakukan treadmill dalam waktu yang panjang.
3. Kafein
Kafein akan menstimulasi sistem saraf untuk melakukan pemecahan lemak. Sebagian besar kafein dimetabolisme menjadi senyawa turunannya, yaitu paraksantin. Aktivitas dari paraksantin ini akan meningkatkan terjadinya lipolysis.
Ketika kafein dimetabolisme dan paraksantin terbentuk, terjadi stimulasi peningkatan kadar asam lemak bebas. Hal ini mengindikasikan bahwa paraksantin adalah agen lipolitik aktif yang memfasilitasi pembakaran lemak.
Menurut hasil penelitian, konsumsi kafein 200 mg akan meningkatkan metabolisme tubuh sebanyak 15 persen dalam waktu 2-3 jam, ini setara dengan 2 gelas kopi atau teh per hari. Namun, jika Anda tidak terbiasa mengkonsumsi kafein, mulailah dengan dosis 3 mg/kg berat badan.
4. Defisit Kalori
Defisit kalori dapat dilakukan dengan mengurangi asupan makanan mulai dari 500 hingga 1000 kkal perhari. Namun, perlu diingat bahwa pengurangan asupan ini harus dilakukan secara bertahap dan dikonsultasikan dengan ahli gizi.