Banyak pihak ternganga tak percaya dengan aksi yang dilakukan oleh Charles Andrew Williams alias Andy. Mereka mengenal Andy sebagai sosok yang manis.
Salah seorang kawan perempuan yang tak mau disebut namanya, seperti dilansir Huffington Post 9 Maret 2001, mengatakan, “Dia sangat manis dan menyenangkan. Kami sering bercengkerama bersama dan membicarakan masalah umum yang menyangkut remaja seperti kami.”
Sebenarnya Andy juga tak menyangka bisa cukup tenang menembaki orang. “Saya merasa ada sensasi yang berbeda saat melepaskan peluru-peluru itu. Tidak ada kata-kata yang tepat selain ‘Ini gila’. Jujur, itu seolah bukan saya, itu seseorang yang lain,” katanya.
Di Naval Medical Center, Senin pagi adalah waktu yang sibuk bagi Jeff, ayah Andy. Tiba-tiba sebuah siaran langsung berita televisi mengagetkannya.
“Sebaiknya kamu segera ke sekolah (Santana), ada penembakan di sana. Para orangtua diminta datang dan menjemput anaknya,” kata bos Jeff memberi saran.
Pukul 10.30 Jeff sampai di Santana. Polisi sudah berdatangan. Juga para orangtua. Sirene ambulans meraung sejadi-jadinya, tangis dan jerit terdengar di sana-sini. Sekitar dua jam Jeff berputar-putar mengelilingi lapangan, tapi tak kunjung menemukan anaknya, Andy.
Jeff hanya ingin menemukan Andy dan masa bodoh dengan pelakunya. Ia mendengar kabar, pelakunya sudah ditangkap.
Jeff tidak menemukan Andy, dan dia mencari ke tempat lain. Pukul 12.30 ia kembali ke sekolah dan bertemu dengan dua orang siswi teman Andy. “Andy yang melakukan penembakan,” ujar mereka datar.
Seketika itu, darah Jeff berdesir. Ia bergegas ke kantor polisi terdekat untuk mencari konfirmasi.
Jeff masih tidak percaya bahwa Andy adalah pelakunya. Anaknya telah mencabut dua nyawa dan melukai 13 orang lainnya. Jeff tidak percaya anaknya yang lucu dan lugu itu bisa melakukan sesuatu yang demikian brutal.
Diganjar 50 tahun penjara
Reaksi beragam dilontarkan oleh berbagai surat kabar terkait teror yang dilakukan oleh Andy. TIME bertanggal 11 Maret 2001, misalnya, membuat judul bombastis “WARNING: Andy Williams Here. Unhappy Kid. Tired of being Picked”.
Atau ABC News yang menjuduli berita utamanya “Santana School Shooter”. Sementara The Guardian bertanggal 7 Maret 2001 terlihat sedikit lebih bersimpati kepada Andy dengan judul headline-nya “Boy held for killings was bullied”.
Jeff berupaya mengajukan supaya anak mendapatkan hukuman percobaan, tapi gagal. Hakim merasa kesalahan yang dilakukan Andy kelewat berat sehingga layak diganjar hukuman setimpal. Jeff sangat kecewa.
Tanggal 15 Agustus 2001, Pengadilan Tinggi California memvonis Andy penjara selama 50 tahun. Ia dianggap sebagai orang dewasa. Tapi sebelum dijebloskan ke tahanan, Andy diserahkan ke Youth Offender Program sampai umurnya genap 18 tahun.
Selepas itu, Andy menghuni penjara Ironwood State Prison, Blythe, California. Sebuah penjara seluas 258,9 Ha, dengan kapasitas 3.895-an tahanan. Ia juga harus menjalani hukuman kerja sosial selama 529 hari dan denda AS$10.000.
Pada wawancara pertamanya setelah ditangkap Andy sempat berujar kepada publik, “Saya tidak berniat membunuh siapa pun, tapi semuanya telah terjadi.
Amukan itu tindakan paling bodoh yang pernah saya lakukan. Seandainya saya tidak pernah melakukannya.”
Seperti lirik dalam lagu Linkin Park yang menginspirasinya, “One Step Closer”, Andy semakin jauh menepi, menepi, dan akhirnya hancur. “Cause I’m closer to the edge, and I’m about to break,” ujar Andy menirukan lagu favoritnya tersebut.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR