"Percuma itu akan sia-sia sebab cuaca sangat buruk dan tidak ada waktu untuk menurunkan nya," tambahnya.
Penghentian usaha evakuasi KM Sinar bangun yang tenggelam di Danau Toba akhirnya diputuskan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat atas rekomendasi teknis Basarnas dan disetujui sebagian dari keluarga korban.
KM Sinar Bangun yang terakhir ditemukan tenggelam di kedalaman minus 450 meter.
Namun penyelaman ini tidak bisa dilaksanakan sembarangan karena dibutuhkan penyelam yang profesional dan peralatan yang cukup rumit bahkan bagi penyelam biasa sekalipun.
Kejadian serupa rupanya pernah menimpa kapal feri Korea Selatan.
Namun apa yang terjadi benar-benar tidak berperikemanusiaan.
Kapal feri Sewol membawa 476 orang ketika berbelok tajam dan terbalik di lepas pantai pulau Jindo pada bulan April 2014.
Setikitnya 304 jiwa tewas akibat insiden tersebut. Dengan 9 di antaranya masih hilang dan belum ditemukan.
Dalam tragedi ini, hanya ada 172 orang yang selamat karena ditolong oleh kapal-kapal nelayan dan kapal lainnya yang tiba di lokasi 40 menit setelah kedatangan pasukan penjaga pantai Korea Selatan.
Dari mereka yang meninggal, 250 adalah siswa SMA (Dawon High School) di Ansan.
Anak-anak disuruh tinggal dan tetap tenang untuk menunggu bantuan karena bantuan akan segera tiba.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,dailymail.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR