Intisari-Online.com - Bagi banyak orang, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilkada) DKI Jakarta tahun ini terasa jauh lebih seru dibanding Pilkada DKI tahun-tahun sebelumnya. “Keseruan” tersebut tentu saja tidak terlepasa dari dinamika yang terjadi sebelum waktu pemilihan, khususnya di media sosial yang tiba-tiba menjadi sangat “berisik” karena diisi oleh postinga-postingan terkait Pilkada.
Benarkah demikian? Sebagai perbandingan, mari kita simak dinamika yang terjadi selama Pilkada DKI yang berlangsung lima tahun lalu berikut ini.
Tahun 2012, Pilkada DKI berlangsung dua putaran. Putaran pertama diselenggarakan pada 11 Juli 2012, sementara putaran kedua diselenggarakan pada 20 September 2012.
Ada dua hal yang mencolok yang membedakan Pilkada DKI 2012 dengan Pilkada DKI 2017. Pertama terkait dengan jumlah pasangan cagub-cawagub yang berjumlah lebih banyak, yaitu 6 pasangan. Kedua terkait keberadaan pasangan independen, alias bersaing tanpa melalui dukungan partai.
Berikut ini daftar peserta Pilkada DKI 2012 pada putaran pertama:
Dengan hasil sebagai berikut:
Di putaran kedua ini, pasangan Jokowi-Basuki menang sangat tipis, yaitu “hanya” meraih 2.472.130 suara (53%) sementara lawannya pasangan Foke-Nara meraih 2.129.815 suara (46,18%).