Menurut Nick, asinan dan rujak masih belum dapat diterima lidah warga lokal Australia.
"Alasannya, karena asinan sayur itu memakai terasi, terus ya rujak juhi ada juhinya. Selera orang Australia jarang ada yang bisa makan yang seamis begitu," kata Nick.
Tetapi, rujak dan asinan buah menurut dia masih bisa diterima. Nick pernah membawa rujak dan asinan buah ke kantornya.
"Aku sempat bagi-bagi sama teman-teman kantor yang bule, semuanya suka banget! Katanya enak, khususnya kerupuk asinannya."
Kerupuk, terasi, dan juhi yang sesuai selera warga Indonesia masih sulit ditemukan di supermarket biasa.
Beruntung, dia tinggal di kota Sydney, dimana ada banyak toko-toko yang menjual bahan dan bumbu masakan Indonesia.
Saat ini Nick menjual asinan Bogor, yang kini diberi nama asinan Sydney, dan rujak juhinya, melalui halaman Facebook.
Harga satu porsinya berkisar antara 8-10 Dollar Australia, atau kira-kira Rp80.000 - Rp100.000, tergantung jenisnya.
"Responsnya sejauh ini baik... kasih feedback yang postif dan ada banyak konsumen yang pesan lagi. Jadi syukurlah pada cocok."
Nick pernah memiliki cita-cita menjadi seorang chef, saat duduk di sekolah dasar.
"Waktu sekolah, teman-teman Indonesia aku banyak kenalkan makanan Indonesia, jadinya jatuh cinta sama masakan Indonesia," ungkapnya.
"Khususnya yang jarang ada, seperti daging se'i, papeda, ayam woku, dan lain-lain," ujar dia lagi.
Nick juga berencana menjual aneka makanan Indonesia lainnya, seperti jajanan pasar dan kue basah.
"Semoga saja bisa buka restoran dalam waktu dekat," kata dia.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR