Badenhorst mungkin menjadi komandan yang paling berperasaan dan barbar yang kami miliki di Pulau Robben.
BACA JUGA: Jalan Sunyi Jenderal Hoegeng, Jalannya Para Pemberani
Tapi hari itu di kantor, ia mengungkapkan bahwa ada sisi lain dari sifatnya, sisi yang telah dikaburkannya tapi masih ada.
Itu mengingatkan, bahwa siapa pun, bahkan yang tampaknya paling berdarah dingin, memiliki inti kesopanan.
Jika hati mereka tersentuh, mereka mampu kok berubah.
Pada akhirnya, Badenhorst tidak jahat; kebiadan itu menyisip ke dalam hatinya karena sistem yang tidak manusiawi.
Ia berperilaku seperti hewan karena ia dihargai untuk berperilaku kasar.
Sepertinya Mandela ingin mnegatakan bahwa tak ada manusia yang 100 persen jahat, tak ada pula manusia yang 100 persen suci. (KTW)
BACA JUGA: Cinta Suci Rahwana
Penulis | : | |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR