Tuan rumah menyadari apa yang terjadi, “Saya pikir kita perlu memberikan beberapa pelatihan yang tepat untuk kuda ini, maka ia akan mendengarkan Anda dan Anda dapat memilikinya dan membawa Anda ke mana pun Anda suka.”
“Oh, baiklah,” kata pria itu, “Jika kita bisa melakukan beberapa pelatihan yang akan mengagumkan.”
Maka selama satu bulan ke depan temannya memberi pria itu makanan dan hiburan. Selama waktu itu, ia membantu temannya melatih kudanya. Setelah satu bulan berakhir, pria itu sekali lagi pergi. Tuan rumah dan istrinya mengucapkan selamat tinggal, “Selamat jalan teman lama. Selamat jalan, miliki perjalanan yang aman.”
Setelah tamunya pergi, istrinya bertanya pada tuan rumah, “Kau terlalu baik pada orang ini. Kau memberinya kuda, kemudian ia datang lagi dua kali. Kita menerimanya dan memberi segalanya dan bahkan melatih kudanya selama satu bulan. Apakah kita benar-benar harus melakukan semua itu untuknya?”
Orang itu berkata istrinya, “Semua orang suka mendapatkan hadiah. Sangat baik mendapatkan hadiah dari seseorang, tetapi bagaimana jika orang itu tidak tahu bagaimana cara menggunakannya? Apa gunanya hadiah jika orang tersebut tidak tahu bagaimana menggunakan hadiah itu? Ia mungkin perlu beberapa bantuan dan mungkin beberapa pelatihan untuk membuat hadiah itu menjadi berguna. Siapa yang menurutmu harus memberikan pelatihan itu?”
Tuhan telah memberi kita semua hadiah yang besar, yaitu karunia pikiran kita sendiri. Kita dapat menggunakan pikiran kita untuk melakukan segala sesuatu yang baik dalam hidup kita. Namun, kadang-kadang kita tidak tahu bagaimana menggunakan pikiran kita sendiri, dan itu yang membuat kita kesulitan. Itulah sebabnya Tuhan mengirimkan orang-orang suci untuk melatih kita bagaimana menggunakan pikiran kita. Setelah kita melatih pikiran kita, kita harusnya menjadi lebih bahagia. Dan hidup kita pun menjadi penuh dengan kebahagiaan.
Source | : | - |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR