Intisari-Online.com – Alkisah, sebuah kota yang indah. Kota ini dipimpin oleh seorang pria yang ramah dan murah hati, serta terkaya di kota itu. Ia begitu murah hati hingga selalu membantu orang lain dan memenuhi kebutuhan mereka.
Pria kaya ini senang ketika ia diberi hadiah seorang anak. Ia menikah sudah 10 tahun namun tidak memiliki anak selama bertahun-tahun. Untuk merayakan kelahiran anaknya, ia merencanakan sebuah pesta besar-berasan untuk semua orang di kota.
Ia menunjuk koki terkenal dari berbagai bagian negara dan memerintahkan mereka untuk membuatkan lebih dari 100 jenis makanan bagi penduduk kotanya.
Para juru masak dan asisten mereka mulai memasak untuk pesta. Sementara mereka berhasil membuat sebagian besar makanan, mereka tidak bisa mendapatkan ikan, yang memberikan kelezatan khusus.
Orang kaya ini, yang mengetahui hal itu, segera mengumumkan kepada para penduduk kota, bahwa ia akan memberi hadiah besar kepada orang yang membawakan seekor ikan untuk pesta itu.
Pengumuman ini akhirnya sampai ke kota dan desa lain. Banyak warga desa berusaha keras untuk mendapatkan ikan yang dimaksud. Banyak dari mereka yang gagal, tetapi seorang pria paruh baya mendapat ikan besar dan segera membawanya ke pemimpin kota itu.
Ketika ia hendak masuk ke istana, ia dihentikan oleh penjaga gerbang. Pria paruh baya ini berjanji untuk memberikan setengah dari hadiah yang diperolehnya jika penjaga gerbang membiarkannya masuk ke istana. Penjaga gerbang yang serakah itu ingat akan pengumuman hadiah dari majikannya, ia pun membiarkan pria paruh baya itu masuk ke istana dengan membawa ikannya.
Orang kaya itu senang mendapatkan ikan dan memerintahkan koki untuk segera memasaknya. Ia berkata, “Saya sangat senang karena Anda membawakan saya ikan itu. Katakan, apa yang Anda inginkan sebagai hadiah? Anda perlu sekantong koin emas? Perhiasan? Sebuah rumah atau tanah?”
Pria paruh baya itu menjawab, “Saya hanya ingin 100 cambukan di punggung saya.”
Semua orang yang mendengarnya kaget. Namun, seperti yang dijanjikan, orang kaya itu memutuskan untuk memberikan hadiah yang diinginkan. Namun, sebelum seorang algojo memberinya cambukan, pria paruh baya itu meminta orang kaya untuk memanggil penjaga gerbang masuk.
Semua terkejut dan bertanya-tanya ada hubungan apa di antara keduanya. Pria paruh baya sambil menunjuk penjaga gerbang mengatakan, “Ia adalah mitra bisnis saya. Ia tidak mengizinkan saya membawa ikan ke dalam dan saya berjanji untuk memberinya 50 persen dari apa yang saya terima, maka ia mengizinkan saya. Jadi tolong, berikan yang layak ia terima setengah dari apa yang seharusnya saya terima.”
Orang kaya itu memahami alasan di balik permintaan 100 cambukan. Ia pun bertanya kepada penjaga gerbang, “Aku ingin memberimu sepenuhnya apa yang diminta oleh orang yang membawa ikan.”
Dengan serakah, penjaga gerbang itu tersenyum lebar dan berkata “ya”. Pelayan pun memberinya 100 kali cambukan di punggungnya. Tentu saja ia terkejut! Sementara, pria paruh baya itu diberi penghargaan dengan koin emas.
Demikianlah, keserakahan akan membawa kita dalam kesulitan. Mengambil jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu yang lebih banyak, tidak akan membantu kita. Dan kemalasan membuat kita tidak akan mendapatkan apa pun.