Advertorial
Intisari-Online.com -Dalam jurnal Annals of International Medicine, seorang dokter dari Royal Prince Alfred Hospital, Sydney, menuliskan kisah salah satu pasiennya.
Kisah itu bermula ketika seorang wanita berusia 30 tahun mengunjunginya.
Si pasien itu mengungkapkan, ada dua benjolan kecil tapi keras di bawah lengannya.
Selain itu, si wanita juga mengatakan bahwa dirinya mendengar kabar terburuk dari sang dokter.
Dari hasil pemindaian PET (Postitron Emission Tomography), benjolan itu nampak seperti limfoma atau kanker kelenjar getah bening.
Baca juga:Bukan Sembarangan, Inilah Sejarah dan Makna di Balik 5 Gaya Tato Klasik Milik Bangsa Tertentu Ini
Namun hasil biopsi menunjukkan bahwa kelenjar getah beningnya membengkak bukan karena kanker.
Melainkan karena sistem kekebalan tubuhnya bereaksi terhadap tinta dari tato yang ia buat 15 tahun yang lalu.
Walau sedikit bersyukur atas hasil pemeriksaan, sang dokter memperingatkan dokter lain bahwa pigmen tato yang dikumpulkan di kelenjar getah bening dapat meniru limfoma.
Sehingga setiap dokter harus melakukan pemeriksaan fisik dan pemindaian CT scan.
Perlu diketahui, beberapa komplikasi tato memang biasanya terjadi beberapa tahun setelah dibuat.
Seperti rasa sakit, infeksi, dan hipersensitivitas, termasuk pembesaran kelenjar getah bening.
Untuk kasus pasien wanita ini, dokter berhasil melakukan operasi untuk mengeluarkan nodus limfa panjang yang membesar dari bawah lengan pasien wanita ini.
Bahkan setelah dikeluarkan, warna kelenjar itu sudah menghitam karena pigmen tato.
Setelah konsultasi pada dokter tersebut, pasien itu langsung mengikuti proses penyembuhan lainnya.
Baca juga:Waspadai Kanker Getah Bening
Pesan baik yang bisa diambil dari kisah ini adalah pasien tidak terkena penyakit seperti kanker.
Namun peringatan besar buat mereka yang ingin mentato tubuhnya.