Dari beberapa penelusuran juga menunjukkan, Ramlan tak hanya melancarkan aksinya di Jabodetabek. Pada 2010, Ramlan pernah ditangkap Polda Jateng karena merampok di Tegal dan di Surakarta. Pada 2007, dia juga pernah beraksi di Cirebon, Jawa Barat.
Sejak dipecat sebagai sopir taksi pada 2002 silam, ujar Teguh, Ramlan mengajak teman-temannya untuk mencari nafkah dengan merampok. Ramlan yang terkenal dengan langkah pincang akibat sakit ginjal ini akhirnya tewas diberondong timah panas.
Adiknya, R, juga kini dalam penahanan polisi untuk diperiksa keterlibatannya dalam aksi perampokan sadis di Pulomas.
Kita tahu, peristiwa penyekapan sadis di Jalan Pulomas Utara Nomor 66 dilakukan Ramlan bersama Erwin Situmorang, Yus Pane, dan Sinaga dengan menyekap 11 penghuninya sejak Senin sore (26/12) hingga Selasa Pagi (27/12/2016) di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi.
Pemilik rumah, Dodi Trianto (59) tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.
Hasil otopsi memastikan mereka meninggal karena kehabisan oksigen. Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (13), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41). (Kompas.com)
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR