Advertorial
Intisari-Online.com- Ternyata lemak yang berasal dari bacon, daging babi, adalah bahan yang bagus untuk membuat bom.
Selama Perang Dunia II, menyerahkan lemak memasak kepada pemerintah sama dengan menunaikan tugas patriotik.
Hal inilah yang setidaknya terjadi pada para ibu rumah tangga di Amerika.
The American Fat Salvage Committee atau Komite Penyelamatan Lemak Amerika kemudian diciptakan untuk mendesak para ibu rumah tangga.
Mereka harus menyimpan semua lemak sisa memasak dan menyumbangkannya ke tentara sebagai bahan produksi bom.
Dilansir dari The Atlantic, lemak digunakan untuk membuat gliserin.
Gliserin inilah yang digunakan untuk membuat segalanya meledak.
Baca Juga:Danau Toba Lahir dari Letusan Maha Dahsyat yang Membuat Bumi 'Berhenti' Selama Enam Tahun
Satu pon lemak seharusnya mengandung cukup gliserin untuk membuat sekitar satu pon bahan peledak.
Oleh karena itu Amerika membuat propaganda patiotisme dan menyusupkannya dalam ranah domestik.
Premisnya sederhana: 'Libatkan perempuan dalam upaya perang, langsung dari dapur mereka.'
Ibu rumah tangga diarahkan untuk menyaring lemak sisa masakan daging babi mereka.
Setelah terkumpul sebanyak satu pon, lemak itu harus diserahkan ke salah satu dari 250.000 tukang daging yang berpartisipasi atau kepada pedagang daging eceran.
Susan Strasser, penulis buku Waste and Want: A Social History of Trash mengklaim bahwa sebagai alat propaganda, program ini terbilang berhasil.
Wanita yang memberikan kontribusi merasa senang menjadi bagian dari upaya perang.
Bahkan jika kontribusi itu agaknya menyerupai tipu muslihat.
Baca Juga:Inilah Zenobia, Ratu Pemberontak yang Memukul-Hancurkan Legiun Romawi yang Legendaris Itu
Jenis bahan peledak yang dibuat dengan lemak semacam itu tidak begitu penting dalam perang, kata Strasser.
Hal ini karene Amerika memiliki banyak sumber daya.
Namun menjaga agar para wanita sibuk dan produktif selama masa perang adalah hal yang penting.