Kapten Pilot Djalaludin yang terbang sambil tetap memasang kewaspadaan sekilas menangkap sebuah titik hitam yang terbang di kejauhan.
Karena belum bisa memastikan pesawat terbang yang kian lama terbang makin mendekat itu, Djalaludin hanya berharap bahwa pesawat itu adalah pesawat kawan yang sedang bertugas sebagai air cover.
Namun ketika pesawat yang terbang mendekat makin jelas wujudnya semua awak Dakota langsung tegang.
Pesawat tersebut ternyata pesawat berbaling ganda berlambang lingkaran bendera Belanda, Lockheed P-2 Neptune ber-tail number yang juga terlihat jelas, M-273.
Tanpa berpikir dari mana Neptune tersebut bisa memergoki Dakota, Kapten Djalaludin segera membuat manuver menghidar dengan cara terbang sangat rendah.
Demikian rendahnya terbang Dakota T-440 sehingga sampai nyaris menyentuh air laut. Cipratan air laut bahkan terlihat jelas oleh para awak T-440 akibat putaran baling-balingnya yang sedang bekerja secara maksimal.
Melihat sasarannya berusaha kabur, Neptune Belanda yang memiliki kecepatan lebih tinggi mulai mendekat pada jarak tembak.
Dalam situasi kritis itu, Kapten Djalaludin sempat memberi tahu kepada pilot Dakota T-480 jika sedang dikejar Neptune.
Bersamaan dengan pesan itu, senapan mesin kanon 12, 7 mm Neptune menyalak dan peluru berhamburan di kanan kiri Dakota T-440.
Pada rentetan tembakan yang pertama, sejumlah peluru berhasil menghantam fuselage T-440 tapi terbangnya masih stabil.
Kapten Djalaludin berusaha keras menerbangkan T-440 secara stabil sambil melaksanakan manuver zig-zag untuk mempersulit bidikan senapan mesin musuh.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR