Intisari-Online.com - Ada istilah “kutu loncat” untuk para karyawan profesional yang hobinya berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Taruhannya bisa gaji lebih besar dan karier lebih melesat atau justru terpuruk.
(Baca juga: Supaya Tidak Jadi Kutu Loncat)
Akan tetapi, dari semua karyawan itu, generasi milenium merupakan generasi yang hobi meloncat.
Generasi millennium atau generasi yang melek digital serta para fresh graduate ditenggarai sebagai generasi kutu loncat. Mencari pengalaman baru adalah alasan yang kerap disampaikan.
(Baca juga: Menjadi Kutu Loncat Ternyata Bermanfaat)
Penelitian PayScale.com dan perusahaan riset Millennial Branding seperti dikutip dalam laman Time.com pada 2014, mengungkapkan, generasi milenium yang berpindah perusahaan terus meningkat di perusahaan AS, kecuali mereka yang berprofesi typewriter atau juru ketik.
Jumlahnya kira-kira mencapai seperempat dari generasi millennium (kelahiran 1977-1997 atau usia 18-34 tahun) hanya dapat berjalan selama satu tahun dan kemudian memutuskan untuk berperpindah perusahaan.
(Baca juga: Jadi Kutu Loncat Bukan Cuma Soal Gaji)
Sementara itu, lebih dari 40% dari generasi Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) berpendapat, seorang karyawan harus bertahan selama lima tahun di perusahaan sebelum memutuskan untuk pindah perusahaan. Namun ternyata, hanya 13% dari generasi millennium yang memiliki pemikiran sama.