Menjadi Kutu Loncat Ternyata Bermanfaat

Ade Sulaeman

Editor

Menjadi Kutu Loncat Ternyata Bermanfaat
Menjadi Kutu Loncat Ternyata Bermanfaat

Intisari-Online.com - Dalam artikel sebelumnya kita dipaparkan berbagai alasan yang mendasari seseorang menjadi kutu loncat. Kini kita akan mengulas berbagai manfaat yang dapat diperoleh jika seseorang yang menjadi kutu loncat.

Tentu saja terdapat dampak positif maupun negatif dari perilaku “kutu loncat” ini. Dampak positif biasanya mewakili tujuan seseorang memilih saat berpindah pekerjaan. Contohnya, menurut Jessica Kleiman salah satu penulis dalam buku Be Your Own Publicist (buku tentang karier) adalah harapan gaji yang dapat meningkat dalam waktu cepat.

Hal ini dapat terjadi bila pengalaman yang dimiliki dari beberapa pekerjaan sebelumnya terkait dengan pekerjaan baru yang akan dijalani. Apalagi berdasarkan penelitian AON Hewitt, kenaikan gaji karyawan pada tahun 2012 hanya 2,9 persen.

Lingkungan pekerjaan yang berbeda dapat memberi pengalaman dan pengetahuan yang banyak. Menurut Kleiman, seseorang hanya butuh waktu 3-6 bulan untuk mempelajari pengetahuan dan keahlian baru setiap kali pindah. Tentunya ini hanya berfungsi pada mereka yang secara serius menggali pengetahuan dan keahlian tersebut.

Peter Harris, pemimpin redaksi dari Workopolis (situs tentang karier di Kanada), menambahkan bahwa keuntungan menjadi kutu loncat, yaitu mampu membangun relasi dan mengembangkan jaringan pribadi yang kuat serta mampu mengarahkan pada pekerjaan yang paling diimpikan.

Untuk manfaat yang pertama, Harris menekankan perlunya usaha ekstra mengingat waktu untuk berkenalan sangat sebentar serta dimungkinkannya terjalin relasi yang buruk karena label sebagai “kutu loncat” yang dimiliki.

Sedangkan tujuan yang kedua dapat terpenuhi jika perpindahan yang dilakukan telah direncanakan sedemikian rupa untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan di karier yang diimpikan.

Meski memiliki banyak manfaat, menjadi kutu loncat tetap saja diikuti oleh berbagai dampak buruk bagi pelakunya. Tidak percaya? Sila simak paparannya dalam artikel berikut.