Advertorial
Intisari-Online.com -Pada 1939 ketika pasukan Nazi merebut wilayah Polandia dari arah barat dan berhasil menguasai sebagian wilayahnya, Rusia juga tidak mau ketinggalan.
Rusia yang tidak mau seluruh Polandia jatuh ke tangan Nazi lalu memutuskan segera menyerbu Polandia dari arah timur dan seperti Nazi berhasil menguasai sebagian wilayah Polandia.
Tujuan Rusia menguasai sebagian wilayah Polandia (timur) adalah untuk memaksakan penerapan idiologi komunis sedangkan Nazi memiliki tujuan memperluas wilayah jajahannya hingga Eropa Timur.
Meski negaranya dijadikan ‘bancaan’ (dikuasai seenaknya) oleh Rusia dan Nazi, pemerintah sah Polandia tidak mau menyerah dan mengungsi ke London, Inggris.
Baik Rusia maupun Nazi Jerman setelah berhasil mendapatkan sebagian wilayah Polandia kemudian sepakat untuk tidak saling menyerang dan memujudkannya dalam traktat (perjanjian) Nonagression Pact (1939).
Baca juga:Di Mana Stalin Sewaktu Nazi Menyerang Rusia?
Ketika Rusia berhasil menguasai Polandia timur demi melancarkan penerapan idiologi komunis pasukan militernya menawan sekitar 20.000 perwira militer Polandia dan menahannya di kamp yang berada di tengah hutan Katyn, dekat kawasan Smolensk.
Tujuan menawan para perwira militer Polandia itu adalah agar semua jabatan perwira di lingkungan militer Polandia bisa langsung diisi para perwira Rusia sehingga militer Polandia bisa lebih mudah dikendalikan.
Tapi pemimpin Rusia saat itu Joseph Stalin ternyata tidak mau terbebani oleh 20.000 tawanan perwira militer Polandia dan memerintahkan membunuhnya secara rahasia.
Maka semua tawanan militer Polandia itu pun kemudian dibunuh secara sistematis dan dikuburkan secara massal di tengah hutan Katyn.
Pada bulan Juni 1941 pasukan Nazi Jerman secara sepihak tiba-tiba menyerbu Rusia secara kilat melalui Polandia barat dan langsung membuat pasukan Rusia terdesak.
Rusia yang membutuhkan banyak pasukan lalu meminta pemerintah Polandia yang berada di pengasingan (London) untuk memerintahkan para pejuang Polandia bergabung dengan pasukan Rusia dan bertempur melawan pasukan Nazi.
Pemimpin militer Polandia Jenderal Wladyslaw Anders kemudian pulang dari London untuk berkoordinasi dengan militer Rusia sekaligus meminta 20.000 perwiranya yang dulu ditawan Rusia segera dibebaskan.
Tapi Jenderal Anders terkejut dan sekaligus tercengang ketika diberi tahu oleh Stalin bahwa para tawanan itu telah lari ke Manchuria dan tidak pernah ditemukan.
Jenderal Anders memang belum tahu jika seluruh perwiranya telah tewas dibantai Rusia dan terkubur massal di tengah hutan Katyn secara rahasia.
Seiring pasukan Nazi Jerman yang berhasil menguasai seluruh Polandia dan terus merangsek ke Rusia, secara kebetulan pasukan Nazi Jerman yang juga gemar membantai musuh itu, berhasil menemukan kuburan massal para perwira Polandia yang dibantai oleh Rusia.
Ironisnya, pasukan Nazi berhasil menemukan kuburan massal para perwira militer Polandia justru ketika sedang menggali tanah di tengah hutan Katyn untuk menguburkan jenasah para tawanan Nazi, khususnya warga Yahudi yang baru saja dibantai.
Pasukan Nazi kemudian melaporkan temuan kuburan massal itu ke Palang Merah Internasional sehingga misteri hilangnya 20.000 perwira militer Polandia menjadi terjawab.
Ketika pasukan Nazi akhirnya hancur di tahun 1945 dan pemerintah Polandia menjadi negara yang terbebas dari Nazi dan juga Rusia, perihal pembantaian 20.000 perwira pun ditanyakan oleh para petinggi pemerintah Polandia kepada Stalin.
Tapi Stalin yang dikenal memiliki motto ‘orang yang mati tidak bisa melakukan apa-apa’ dan memang sudah terbiasa membunuh siapa saja yang menghalangi ambisinya hanya menjawab ‘tidak tahu’.
Namun Rusia yang dalam perjalanannya sejarahnya kemudian dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, pada tahun 2010 akhirnya mengakui peristiwa pembantaian di Katyn (Katyn Massacre) merupakan kesalahan dan tanggung jawab Joseph Stalin dan para stafnya.
Pemerintah Rusia kemudian menyatakan permintaan maaf kepada Polandia dan bersedia memberikan kompensasi atas tragedi Katyn Massacre yang sangat mengerikan itu.