Intisari-Online.com - Bagi sebagian wanita, digoda orang iseng di pinggir jalan merupakan pengalaman buruk yang dialami sehari-hari. Di Australia, terkadang insiden ini tidak terdeteksi sehingga pemerintah dan pemegang kebijakan tidak mengetahui soal pelecehan publik.
Free To Be merupakan “peta online” yang berusaha mengurangi masalah pelecehan seksual ini. Dibuat oleh badan amal, Plan International dan perusahaan pemetaan, Crowdspot, peta ini didesain bagi wanita agar mereka bisa melapor di mana pun mereka merasa tidak aman. Juga menunjukkan lokasi di mana mereka merasa aman dan nyaman.
Perkembangan peta ini mengikuti survei dari Plan International, yaitu berupa poling wanita berusia 15 hingga 19 tahun, di mana sepertiga dari mereka merasa tidak aman keluar rumah di malam hari. “Kami tinggal di Australia dan harusnya merasa aman untuk berkegiatan di tempat umum. Ada masalah jika banyak wanita muda yang merasa mereka tidak bisa,” kata Zoe Condliffe, Petugas Kampanye Plan International Australia.
Situs Free To Be menampilkan profil tiga wanita muda yang pernah mengalami pelecehan di ruang publik. Salah satu wanita tersebut, Carly (16), dipegang pantatnya oleh seorang pria saat berpapasan. Sejak saat itu, Carly jadi takut keluar rumah dan dia memperhatikan dengan was-was apa yang ia kenakan. Carly bahkan mengatur ekspresinya agar tidak ada orang yang menatapnya.
“Saya rasa hal itu sangat mengkhawatirkan karena dia masih berusia 16 tahun dan harus mengubah penampilannya di tempat umum,” tambah Zoe.
Awalnya, ‘peta online’ untuk melaporkan pelecehan seksual ini hanya tersedia di Melbourne, Australia. Namun, sejak peluncurannya pada Oktober lalu, sudah ada 800 wilayah yang ada di sana.